Lihat ke Halaman Asli

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi Modul 1.1

Diperbarui: 8 Desember 2022   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui kegiatan calon guru penggerak angkatan 7 saya mendapatkan banyak pengalaman, pengajaran, ilmu yang bermanfaat, pembaruan, dan perubahan. Pada kegiatan belajar modul 1 saya lebih memahami konsep filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantoro. Selain itu saya juga mendapatkan pemantapan mengenai makna dan peran guru dalam pembelajaran. 

Pokok-pokok pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yaitu pendidikan yang menuntun, pendidikan yang merdeka, anak diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi kemampuannya. Pendidikan harus berpihak pada anak dimana anak menjadi subjek pendidikan bukan menjadi objek. Pendidikan bukan tabularasa, seorang guru harus mampu menebalkan tingkah laku baik yang sudah ada sesuai dengan kodrat alam anak. Pendidikan merupakan upaya untuk mencetak akhlak, sifat dan budi pekerti anak, harapannya nanti anak akan menjadi pribadi yang humanistik, merdeka, bahagia, bersih hatinya, dan jujur, sehingga harapan well beeing bisa terwujud. 

Menjadi guru merupakan hal yang menyenangkan dan patut disenangi. Anak didik merupakan penerus tahta peradaban, mereka akan mewarnai negeri ini dengan berbagai potensi, minat, dan bakat yang mereka miliki. 

Pendidik sejatinya hanya perlu menuntun sesuai dengan kodrat alam yang dibawa siswa sejak lahir dan disandingkan dengan kodrat zaman sesuai dengan kemajuan sekarang yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang. 

Seorang pendidik harus mampu menghamba pada muridnya serta menerapkan trilogi pendidikan dengan sepenuhnya, pendidik harus memberikan contoh, teladan pada murid membangkitkan semangat, dan selalu mendukung setiap keputusan murid namun tetap memberikan arahan.

Jadi sebagai guru setelah saya mengikuti kegiatan guru penggerak ini ada beberapa hal yang perlu saya refleksikan dan saya sesuaikan dengan pemikiran KHD. Dalam merefleksikan diri saya, saya akan menjawab 3 pertanyaan pemantik, yang pertama 

1. apa yang saya percayai tentang murid dan pembelajaran sebelum saya mempelajari modul ini? Sebelum saya belajar modul ini yang saya percaya adalah murid seumpama kertas kosong yang bisa ditulisi sesuai dengan kemauan guru, dalam pembelajaran guru hanya berfokus pada nilai akhir yaitu berusaha untuk mencapai KKM, sehingga pembelajaran terkesan terburu-buru dan kurang bermakna bagi siswa. Kegiatan pembelajaran hanya fokus berada di ruang kelas, selain itu saya berpikiran tidak perlu adanya kesepakatan kelas ataupun mendengarkan pendapat siswa di awal pembelajaran, bahkan saya berpikir memberikan sanksi pada siswa yang tidak menyelesaikan tugas adalah hal yang biasa, padahal ternyata hal tersebut sangat tidak disukai dan tidak sesuai dengan karakteristik anak. 

Pertanyaan pemantik kedua yaitu apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini? Setelah saya mempelajari modul ini banyak hal yang berubah dalam pemikiran saya yang pertama bahwa ternyata anak itu sejak lahir memiliki kodrat alamnya sendiri-sendiri bukan lagi kertas kosong melainkan kertas samar yang perlu dipertebal. Dalam pembelajaran guru hanya menjadi fasilitator, penuntun, pengarah dan rekan bagi siswa untuk belajar. Tujuan pembelajaran bukan hanya untuk pemahaman materi tetapi lebih pada perubahan tingkah laku, akhlak dan budi pekerti siswa yang nantinya diharapkan siswa mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. 

Selanjutnya kita lanjut pada pertanyaan pemantik yang ketiga yaitu apa yang akan saya terapkan agar kelas mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara? 

Yang akan saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu saya akan lebih sabar dalam menghadapi siswa, saya lebih menuntun dalam setiap pembelajaran, berusaha menyusun kesepakatan bersama di awal pembelajaran hal ini sebagai wujud menghamba pada siswa di mana kita mendengarkan kemauan, saran kritik, dan pendapat dari siswa. Merancang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, menjadikan siswa sebagai student centered dalam pembelajaran. Berusaha menjadi contoh yang baik bagi siswa, selalu memberikan motivasi, dan lebih mengarah pada perubahan akhlak dan tingkah laku siswa bukan lagi target mencapai KKM. Memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman (pembelajaran berbasis teknologi). Berusaha menghindari dan menghilangkan adanya sanksi bagi siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, hal ini agar siswa lebih mengeksplor kemampuannya, lebih menunjukkan bakat dan minatnya tanpa dibatasi tanpa dihantui rasa takut akan adanya sanksi. 

Demikian Kesimpulan dan refleksi saya pada modul satu. Terimakasih

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline