Keadaan alam raya tidak terlepas dari efek aktivitas manusia. Berbagai manfaat diraih oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Peradaban mengarah kepada hasil produksi yang instan dan cepat.
Penggunaan berbagai peralatan canggih telah menunjang kemajuan dalam meraih kehidupan yang lebih baik. Terutama pengaruh dari banyaknya jumlah penduduk yang menyebabkan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Manusia sebagai pengelola air dan tanah memiliki daya untuk mengatur komponen-komponen alam untuk dimanfaatkan.
Di balik dari ekploitasi lahan, jenis lahan di lereng bukit ataupun gunung tidak terlepas dari penggunaan manusia. Terutama penduduk yang tinggal di daerah dataran tinggi yang menggunakan lereng sebagai lahan budidaya. Hal ini dikarenakan lahan di pegunungan memiliki kesuburan yang cukup baik.
Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perbukitan cenderung memiliki mata pencarian sebagai petani. Pengelolaan hasil alam berdasarkan keadaan natural.
Selain itu, pengelolaan dilakukan dengan berbagai upaya percobaan untuk mengetahui budidaya tanaman yang sesuai. Kegiatan budidaya tanaman di daerah lereng berbeda dengan di daerah topografi datar.
Di daerah kemiringan di atas 25% menyebabkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan. Air akan lebih cepat melewati bagian permukaan tanah, sedangkan bagian dalam tanah kekurangan air karena daya simpan rendah.
Tanah akan kehilangan kesuburan karena tercuci dan terbawa air yang menuju tempat yang lebih rendah. Untuk itu diperlukan upaya penanggulangan erosi, banjir dan longsor. Agar lahan di daerah curam tetap mampu mendukung kesuburan tanah dan ketersediaan air.
Penanaman tanaman berakar serabut merupakan upaya penting dalam mendukung agregasi tanah serta menahan air pada pori tanah. Akar tanaman yang ke segala arah dapat meningkatkan porositas tanah dan mengikat air pada pori tersebut.
Penggunaan lahan miring dapat dimodifikasi dengan membentuk terasering. Lahan yang berbentuk teras-teras horizontal dapat menahan erosi dan kehilangan air untuk menjaga kesuburan tanah. Kegiatan konservasi dapat dimaksimalkan dengan menanam tanaman yang bermanfaat serta bernilai ekonomis.
Pada daerah hutan, perakaran sering terlihat timbul ke permukaan tanah karena terjadi erosi permukaan. Untuk itu perlu penanaman tanaman selingan yang memiliki perakaran kuat.