Lihat ke Halaman Asli

puja safana

Mahasiswa

Terkikisnya Kebudayaan Secara Perlahan di Era Modernisasi

Diperbarui: 22 Agustus 2024   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era globalisasi dan modernisasi yang serba cepat ini, kita dapat mendapat informasi lebih cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Jika dulu internet termasuk mahal untuk dijangkau, sekarang dimanapun dan kapanpun kita semua memerlukan internet. Generasi sebelumnya harus pergi ke warung internet dan koran untuk tahu berita-berita luar, namun sekarang sangat mudah kita mengakses segalanya dalam sekali duduk. Begitu juga dengan budaya. Sekarang informasi dan budaya dari luar negeri sangat mudah sekali masuk dan di akses gratis lewat media sosial dan jejaring lainnya. Perbedaan dari generasi sekarang dan generasi terdahulu sangat terlihat kontras. Contohnya anak-anak pada zaman dulu dapat menonton pertunjukan wayang hingga tengah malam, namun sekarang anak-anak pasti akan merasa bahwa menonton wayang itu membosankan dan memilih untuk bermain ponsel. Sumber mengatakan bahwa hari demi hari kita kehilangan bahasa Ibu kita. Dari ribuan bahasa daerah di Indonesia, kita kehilangan bahasa tersebut satu persatu setiap harinya. Tugas kita dan generasi penerusnya lah untuk mempertahankan bahasa-bahasa tersebut. Tugas kita adalah membuat generasi penerus kita tetap melek dengan kebudayaan salah satunya lewat Pendidikan Berbasis Kebudayaan. Dalam pendidikan, kita harus tetap menyisipkan kebudayaan Indonesia di dalamnya supaya generasi penerus kita tidak akan melupakan kebudayaan dan budaya tersebut akan terus lestari sampai kapanpun.
Kita dapat memulai dengan hal kecil seperti mengenakan batik dalam salah satu seragam sekolah. Dengan hal tersebut, murid akan mengerti dengan icon nasional kita yaitu batik. Lalu kita bisa juga membuat suatu ekstrakurikuler wajib yang berisi mempelajari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia seperti beragam tari tradisional, drama tradisional seperti ludruk dan ketoprak, dan karawitan. Dengan seperti itu bisa saja murid tertarik dengan salah satu aspek dan akan serius mempelajari kebudayaan tersebut hingga dewasa. Dengan menyisipkan kebudayaan-kebudayaan seperti di atas dalam pendidikan di Indonesia, maka kebudayaan tradisional akan tetap eksis dan tidak terlupakan di era modernisasi ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline