Kemarin ketua DPP PDIP Puan Maharani datang ke Jateng. Ia kumpulkan semua kepala daerah dari partai moncong putih datang ke Semarang untuk diberikan wejangan. Intinya tentang persiapan pemenangan pemilu 2024 yang akan datang.
Puluhan kepala daerah di Jateng diundang. Tapi ada satu yang kelewatan. Sang penguasa wilayah Jateng sendiri, Ganjar Pranowo. Dari puluhan kepala daerah yang hadir di Semarang, tak nampak batang hidung Gubernur Jawa Tengah itu. Usut punya usut, ternyata Ganjar memang tak diundang.
Weleh-weleh...kok kaya lagu Peterpan saja. Dan terjadi lagi....kisah lama yang terulang kembali...
Bukan kali ini saja Ganjar tak diundang dalam acara resmi PDIP di Jateng. Ini sudah kedua. Kali pertama, Ganjar tak diundang dalam acara resmi PDIP yang dihadiri Puan pada Mei 2021 lalu.
Aneh memang, apa alasan Ganjar tak diundang? Ganjar kan juga kepala daerah dari PDIP tho?
Apa dia sudah dipecat dari PDIP? Setahu saya sih belum ada pemecatan atas nama Ganjar. Wong Ganjar sendiri sering bilang, saya kader banteng tulen yang sangat loyal pada partai.
Kejadian ini bikin publik semakin yakin, ada upaya penjegalan Ganjar agar tak bisa nyapres. Ada gerakan dari sekelompok elit PDIP yang tak suka dengan Ganjar dan condong ke Puan. Mereka melakukan manuver untuk menjegal popularitas dan elektabilitas Ganjar yang semakin tak terkejar.
Tak diundangnya Ganjar sebenarnya bukan hal baru. Jauh sebelum itu, ada banyak gerakan untuk menghadang popularitas Ganjar.
Ganjar pernah dipasung, tak boleh keluar Jateng dalam bentuk apapun. Bahkan untuk nengok anaknya yang kuliah di Jogja saja dipersoalkan.
Sementara Puan sibuk safari politik. Ia datang ke desa-desa, tanam padi sambil hujan-hujanan. Ketemu wong cilik sampai kelompok elit pemilik partai.