Saya sebenarnya kasihan sama mbak Puan Maharani. Dia itu Ketua DPR RI, anak Presiden RI ke-5 Megawati dan juga cucu pendiri bangsa, Soekarno. Tapi sampai saat ini, hampir setiap hari mbak Puan jadi sasaran bully. Setiap muncul di media, mbak Puan selalu jadi bahan candaan.
Coba lihat postingan-postingan medsos mbak Puan. Setiap kali posting, selalu saja diserang. Sampai katanya, mbak Puan harus bayar buzzer sebagai tameng serangan.
Tak hanya di media sosial, di media mainstream, mbak Puan juga jadi bulan-bulanan. Sekelas Tempo saja, ikut-ikutan nyerang Puan. Coba lihat berita Tempo hari ini. Tentang hasil survei calon presiden hasil Charta Politika. Judul Tempo bikin saya ngelus dada. Katanya, 'Survei Charta Politika; 59,9 Persen Pemilih PDIP Pilih Ganjar, Puan Terpuruk'.
Entah atas pertimbangan apa Tempo mengambil judul itu. Padahal, redaksi bisa saja mengganti diksi 'Terpuruk' jadi 'Sementara Tertinggal' atau 'Masih Landai'.
Hari ini nama mbak Puan memang menjadi sorotan. Sebab hari ini, ada dua lembaga survei yang mengeluarkan hasil penjajakan. Mereka adalah Populi Center dan Charta Politika. Memang di dua survei itu, nama Puan berada di papan bawah.
Yang lebih memprihatinkan adalah hasil survei Charta Politika. Dimana mbak Puan kalah di daerah-daerah yang katanya kandang banteng. Suara mbak Puan di beberapa wilayah basis pendukung PDIP, sangat rendah. Bahkan ada yang sampai nol persen.
Di Jawa Tengah dan DIY misalnya, mbak Puan tidak dapat satupun dukungan. Dari survei Charta Politika mencatat, dukungan berdasarkan wilayah Jawa Tengah dan DIY untuk mbak Puan 0,0 persen.
Di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat juga sama. Prosentase dukungan untuk mbak Puan juga kacamata, 0,0 persen. Kalau DKI Jakarta, Banten dan Jabar masih bisa dimaklumi. Itu bukan basis PDIP. Tapi di Jawa Tengah dan DIY? Ini sih bencana namanya.
Bandingkan dengan Ganjar Pranowo, jauuuuuh banget. Ibarat kata, perbandingannya bak langit dan sumur bor.
Di Jateng dan DIY, Ganjar didukung 63,5 persen pemilihnya. Ganjar juga dapat dukungan kuat dari Jawa Timur sebesar 33,7 persen dan Bali, NTB serta NTT sebanyak 50,0 persen.
Di Jawa Timur yang katanya banyak kader deklarasi dukungan buat mbak Puan, cuma menyumbang suara 0,5 persen saja. Di Sumatera yang katanya tanah nenek moyang, mbak Puan juga cuma dapat dukungan 1,6 persen saja.