Lihat ke Halaman Asli

Pujakusuma

Mari Berbagi

Jangan Marah, Demokrat

Diperbarui: 10 Juni 2021   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc merdeka.com

Jajaran petinggi Partai Demokrat marah besar. Pasalnya, kader unggulan mereka yang tak lain adalah putra mahkota, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak dianggap bahkan dipandang sebelah mata.

Adalah Direktur Indo Barometer, M Qodari yang jadi penyebabnya. Qodari menilai, wacana menyandingkan AHY dan Airlangga Hartarto untuk bertarung pada Pilpres 2024 tak lebih dari sekadar halusinasi.

Wacana duet Demokrat-Golkar ini memang sudah mengemuka di ranah publik, akhir-akhir ini. Kemesraan dua partai besar yang pernah berjaya pada Pilpres 2004 semakin hangat. Saling puji, saling mengunjungi dan saling menguatkan. Sepertinya, di internal dua partai sudah terjalin kesepakatan. Mereka akan bergandengan tangan pada Pilpres 2024 nanti.

Ekspektasi dan harapan mulai mencuat ke permukaan. Para elit dua partai pasti sudah memimpikan, bisa mengulang kembali kejayaan. Seperti tahun 2004 lalu. Kala itu, duet maut Demokrat-Golkar dengan calonnya SBY-Kalla berhasil memenangkan kontestasi tertinggi di negeri ini.

Jadinya, kalau mereka dianggap sebelah mata, sudah jelas langsung murka. Siapapun dan apapun di dunia, pasti tak mau dianggap jadi yang kedua. Kecap aja nomor satu kok, masak Demokrat enggak? Qodari ini bikin ulah saja. Kata mereka.

Tapi mari kita menelisik lebih dalam tentang pernyataan Qodari. Sebagai pemerhati politik sekaligus pemilik lembaga survei ternama, Qodari tentu tak asal bicara. Dalam kasus ini, statemen-statemen Qodari memang sesuai dengan kenyataan.

Faktanya, elektabilitas AHY maupun Airlangga Hartarto sampai detik ini belum kelihatan menonjol. Beberapa kali lembaga Sigi melakukan jajak pendapat, dua nama itu masih berada di barisan buncit.

Survei terbaru yang dihelat Parameter Politik Indonesia misalnya, elektabilitas AHY masih kalah jauh dibanding nama-nama besar lain semisal Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto atau Anies Baswedan. Dalam survei itu, AHY hanya didukung 5,6 persen suara. Sementara Airlangga justru lebih mengenaskan, hanya memperoleh 0,4 persen saja.

Lembaga survei milik Qodari sendiri, Indo Barometer pernah melakukan jajak pendapat pada Februari 2021 lalu. Hasilnya, elektabilitas AHY berada di urutan keenam dengan perolehan 5,7 persen. Sementara nama Airlangga tak masuk dalam survei tersebut.

Belum lagi soal pengalaman politik. AHY dinilai masih belum memiliki pengalaman mumpuni untuk bertarung dalam kontestasi setingkat Capres. Semasa karier politiknya, ia belum pernah menduduki jabatan politik bergengsi. Pernah sih dia mencalonkan diri jadi Gubernur DKI Jakarta. Tapi seperti yang sudah diketahui, ia keok dengan perolehan suara 17 persen dan tak bisa ikut putaran kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline