Lihat ke Halaman Asli

Pujakusuma

Mari Berbagi

Cara Tangani Anak yang Doyan Jajan

Diperbarui: 9 Juni 2021   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hellosehat.com

Punya anak doyan jajan bukan perkara gampang. Kalau orang kaya sih nggak mengapa. Tapi kalau kaum papa, anak doyan jajan itu bikin pusing kepala.

Bagaimana tidak, pengeluaran tiap hari pasti akan membengkak. Bayangkan saja, kalau satu anak jajan Rp10.000 perhari saja, sebulan sudah Rp300.000 uang yang dihabiskan. Itu kalau cuma anak satu. Kalau dua, tiga apalagi empat, ya tentu bikin kepala orang tua penat.

Saya sendiri mengalami. Anak saya yang masih TK, doyan banget jajan. Dalam sehari, dia bisa dua sampai tiga kali pergi ke warung atau menghadang penjaja makanan keliling untuk membeli camilan. Awalnya sih saya dan istri tak begitu merisaukan. Tapi lama-lama, ngelus dada juga.

Bukan hanya soal borosnya pengeluaran. Banyak penganan yang dibeli anak bukan jajanan sehat. Seringkali anak saya flu dan batuk saat beli es sirop di warung tetangga. Pernah juga, dia sempat diare dan harus dibawa ke rumah sakit.

Masalah tak hanya sampai di situ. Istri saya sering uring-uringan saat menyuapi si kecil makan. Karena sudah makan jajan, makanan utama kerap tak dipedulikan. Padahal sebagai anak kecil, kita tentu tahu kalau anak kita butuh asupan gizi yang tepat.

Akhirnya saya dan istri sepakat, untuk mengerem hobi anak yang doyan jajan itu. Awalnya berat, tapi lama-lama anak saya sudah terbiasa.

Cara pertama yang saya lakukan adalah berani berkata 'tidak' saat anak minta uang jajan. Kalau biasanya anak jajan sampai tiga empat kali, saya mulai melatihnya hanya jajan sekali dalam sehari.

Seperti anak kecil lainnya, pasti akan timbul perlawanan dari mereka. Mulai merengek, menangis sampai tantrum sejadi-jadinya.

Di sinilah letak komitmen kedua orang tua. Jangan sampai, didikan awal ini gagal hanya karena salah satu kasihan pada anak dan menjadi pahlawan kesiangan dengan memberi mereka uang jajan. Komunikasikan juga dengan orang tua atau mertua, jika mereka tinggal serumah dengan kita. Jangan sampai kita dicap tak sayang anak hanya karena tak memberi uang jajan.

Biarkan anak menangis atau tantrum ketika uang jajannya kita kurangi. Sambil perlahan-lahan, kita berikan edukasi pada anak kita tentang bagaimana berhemat dan menghindari sifat boros. Berikan contoh-contoh sederhana, dan ceritakan tentang kisah-kisah orang boros yang banyak di buku dongeng.

Setelah uang jajan berhasil dikurangi, tips selanjutnya adalah ajari anak kita menabung. Kalau saya, uang hasil pengurangan jajan anak kami simpan di tabungan khusus. Bentuknya dipilih yang lucu-lucu, sesuai karakter kesukaan si buah hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline