Lihat ke Halaman Asli

Pujakusuma

Mari Berbagi

Ganjar Benar-Benar Wong Jowo sing Njawani dan Muslim Sejati

Diperbarui: 24 Mei 2021   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok kompas.com

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang tak hadir dalam acara peringatan HUT ke-48 PDI Perjuangan menjadi pembicaraan hangat di kalangan publik. Asumsi-asumsi berkembang, terkait konflik yang terjadi di internal partai berlambang banteng moncong putih itu.

Saya tidak begitu tertarik membahas konflik politik yang terjadi. Namun, saya lebih tertarik membahas sikap kesatria Ganjar yang penuh makna filosofi.

Sudah diketahui banyak pihak, bahwa ketidakhadiran Ganjar dalam acara yang dipimpin Puan Maharani itu karena Ganjar tak diundang. Hal itu dinyatakan secara tegas oleh penggagas acara, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP sekaligus Ketua DPD PDIP Jateng ini menegaskan dalam wawancara media, Ganjar tidak hadir karena memang tak diundang.

Ganjar sendiri membenarkan bahwa ia memang tak diundang. Dalam wawancara sejumlah awak media, ia berkali-kali mengatakan jika dirinya tak hadir karena memang tak ada undangan.

Sebagai orang Jawa, Ganjar paham betul adat tradisi leluhur nenek moyang. Simbah-simbah dulu sering mengatakan, pamali jika kita datang ke sebuah acara dimana kita tak diundang. Makanya, Ganjar tak hadir dalam acara di DPD PDIP itu karena memegang teguh tradisi Jawa.

Selain orang Jawa yang Njawani, sikap Ganjar ini ternyata juga mencerminkan pribadi yang Islami. Dalam Islam, seseorang dilarang hadir dalam sebuah acara, jika memang tak diundang.

Sebuah hadis riwayat Muslim menerangkan, Abu Mas'ud Al Anshari RA pernah meriwayatkan tentang adanya tamu tak diundang zaman Nabi Muhammad SAW. Bahwa ada seorang Anshar yang bernama Abu Syu'aib yang suatu hari melihat tanda-tanda lapar di wajah Nabi Muhammad SAW. Kemudian, ia memerintahkan anaknya untuk membuatkan makanan dan mengundang Nabi Muhammad bersama empat sahabatnya.

Namun saat itu, ada seorang yang ikut tanpa undangan. Maka Nabi Muhammad bersabda; Anda mengundang kami lima orang, tapi ini ada satu orang yang ikut. Jika mau Anda bisa mengizinkan dan jika tidak akan aku tinggalkan (tidak diikutkan acara makan). Orang Anshar tersebut menjawab 'Aku Izinkan'.

Dari hadis itu jelas bahwa menghadiri acara tanpa undangan hukumnya tidak boleh. Bahkan, Abu Dawud pernah meriwayatkan, barang siapa menghadiri sebuah acara tanpa diundang, maka ia masuk laksana pencuri dan keluar sebagai orang yang merampok.

Terlepas dari kisruh politik yang terjadi di tubuh PDI Perjuangan, ada satu nilai yang diajarkan Ganjar pada kita. Tentang bagaimana bersikap layaknya orang Jawa yang Njawani, dan menjadi orang Islam yang Islami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline