Lihat ke Halaman Asli

Cegah Longsor, Tanaman Pohon di Tepi Kali Lamong

Diperbarui: 30 November 2021   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Puja Dwi (22) mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang merupakan warga yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Lamong. Sungai Lamong atau yang lebih akrab disebut kali Lamong, merupakan anak sungai Bengawan Solo, kali Lamong memisahkan dua wilayah yaitu kabupaten Gresik dan kabupaten Mojokerto. Dusun Sepat merupakan dusun yang terletak 200 meter dari kali lamong, dusun ini sering terendam banjir akibat luapan kali lamong. 

Kondisi kali lamong yang dangkal dan banyaknya sampah yang menumpuk disekitar kali lamong membuat kali lamong tidak dapat menampung debit air dengan maksimal. Pada musim hujan kali lamong sering meluap ke pemukiman warga. Salah satu kerugian yang ditimbulkan yaitu rusaknya lahan tebu milik warga yang baru ditanami bibit tebu. Tak jarang sungai ini merendam beberapa rumah warga.

Selain bahaya banjir yang sering melanda warga dusun Sepat, ancaman longsor kini menghantui penduduk di sekitar kali lamong. Tepi sungai kali Lamong ditanami oleh tumbuhan tebu, tidak ada pohon besar yang dapat mengikat tanah dan menyerap air. Jenis tanah yang subur cocok dijadikan sebagai lahan pertanian, namun tidak diimbangi dengan usaha penghijauan di tepi kali Lamong. Tanah yang semakin tahun semakin tergerus menyebabkan sungai semakin melebar.

Tidak ingin hal ini terjadi, Puja Dwi melakukan penanaman pohon di sekitar sungai lamong, pohon yang ditanam jenis pohon jambu air dan pohon trembesi, kedua pohon tersebut merupakan pohon yang banyak terdapat di Inonesia. Pohon jambu air dan pohon trembesi emmilki akar yang besar dan kuat  " pohon trembesi dan pohon jambu air merupakan pohon yang mudah ditemukan dan keberdaan pohon ini mampu menjaga kebersihan air serta mengikat tanah di daerah aliran sungai kali Lamong" katanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline