Lihat ke Halaman Asli

Puja Nor Fajariyah

TERVERIFIKASI

Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kenali Penyebab Tantrum dengan Metode HALT

Diperbarui: 26 Januari 2023   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak tantrum (Sumber: shutterstock dari kompas.com)

"You can choose to not let little things upset you." -- Joel Osteen

Sejak lama aku bisa mengatakan kalau aku suka sekali berinteraksi dengan anak kecil. Alasan pertama yang membuat aku suka tentunya adalah karena tingkahnya yang menggemaskan.  

Saking sukanya, bahkan ketika berada di tingkat akhir SMA, aku tanpa berpikir dua kali ingin kuliah jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) saja. 

Padahal, saat itu aku bersekolah SMK dengan jurusan tata busana yang kebanyakan teman seangkatanku memilih untuk fokus melanjutkan pendidikan jurusan Tata Busana. 

Singkat cerita, aku akhirnya kuliah di Malang dan lulus pada tahun lalu. Selama aku kuliah dengan  berbagai dinamikanya hingga lulus, sebenarnya masih ada satu ungkapan yang aku masih rasa janggal ketika ditemui. Biasanya, ungkapan ini akan dimulai ketika aku ditanya seperti ini,

"Kenapa pilih jurusan PAUD dek?" 

Ya aku jawab saja, soalnya aku suka gitu sama anak kecil.

Dan ya, ketebak ungkapan setelahnya orang yang bertanya tadi biasanya merespon dengan seperti apa? 

Biasanya begini, "Setiap orang yang punya anak kayaknya emang suka sama anak kecil, tapi beda lagi kalo anaknya suka nangis, apalagi sampai jerit-jerit gak jelas". 

Well, iya benar. Istilah dari ungkapan yang dikatakan oleh orang tadi mungkin lebih kita kenal dengan istilah tantrum. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline