"Sebuah kertas yang remukkan setiap kali dikatakan padanya kata kasar saja tak akan kembali utuh meskipun telah diucapkan kata maaf kepadanya. Sama halnya bila hal ini terjadi pada manusia" (Puja Nor Fajariyah)
Manusia menurutku adalah makhluk yang begitu unik. Karena ia unik, maka untuk membentuk kepribadiannya perlu kehati-hatian.
Berbicara mengenai kepribadian ini, tentu saja salah satu teori dalam kepribadian yang paling aku ingat adalah terkait teori tabula rasa dari John Locke yang mengatakan bahwa anak usia dini itu seperti kertas putih. Yang mana, diperlukan kehati-hatian dalam mewarnai atau membentuk kepribadiannya sejak ia berusia dini.
Waktu berjalan begitu cepat, tanpa sadar aku telah lama tidak menulis di Kompasiana. Entah mengapa, kesibukan lain benar-benar menyita perhatian.
Beberapa bahkan ada yang menghubungi secara personal dan bertanya mengapa aku tak lagi mengunggah tulisan di sini, dan tentu jawabannya adalah karena memang aku yang begitu malas untuk menulis meski cukup banyak membaca. Beberapa juga ada yang bertanya, aku tengah disibukkan oleh apa, dan aku jawab apa adanya tentu saja.
Sebagai mahasiswa semester akhir, sekarang aku disibukkan dengan berbagai hal lain seperti Praktek Kerja Lapangan (PKL), mengerjakan proposal skripsi, kegiatan organisasi, dan tentu saja hal lain yang turut menyita untuk diberi perhatian.
Benar, aku hampir setiap hari berada di depan laptop, tapi sibuk dengan membaca dan menseleksi berbagai jurnal dan tulisan sebagai referensi proposal.
Well, dari berbagai bacaan itu tadi, pada akhirnya aku tergerak untuk membagikan sedikit demi sedikit lagi kepada kamu yang masih setia menunggu aku menulis dan berbagi cerita.
So, aku ingin memulai tulisan pertamaku setelah sekian lama dengan berbagi mengenai sebuah gangguan psikologis yang secara istilah dikenal dengan Battered Child Syndrome.
Dan seperti biasa, kalau penasaran mengenai tulisanku, aku sarankan untuk membaca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan.