"Tak ada yang salah dengan bermimpi, yang salah adalah ketika kamu hanya bermimpi tapi untuk mewujudkannya kamu tak memiliki nyali."
-Puja Nor Fajariyah
Perihal mimpi, aku yakin setiap manusia pasti memilikinya. Mimpi yang aku maksud disini adalah cita-cita atau keinginan yang ingin sekali untuk diraih. Aku yakin pasti ada dari kamu yang memiliki mimpi ingin hidup bahagia, berpendidikan tinggi, harta melimpah dan lain-lain.
Atau bahkan, sampai kepada mimpi yang mustahil untuk dapat diwujudkan seperti memiliki sayap untuk terbang. Oke, masih sehubungan dengan mimpi, biasanya apa yang kamu lakukan ketika pikiran akan mimpi itu datang? Biasanya, kita akan melamun ketika memikirkan hal tersebut. Iya tidak?
Well, kali ini aku ingin membahas sesuatu yang berhubungan dengan hal ini. So, kalau kamu penasaran mengenai apa yang hendak aku bahas kali ini aku sarankan kamu untuk membaca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan.
Kondisi dimana ketika kamu bermimpi kemudian itu menyita sebagian besar waktumu di dunia nyata itu disebut dengan maladaptive daydreaming. Dalam psikologi, kondisi ini membuat penderitanya melamun selama berjam-jam. Tetapi, hal ini tidak termasuk dalam mental illness serta penderitanya tidak memerlukan perawatan khusus.
Maladaptive daydreaming ini merupakan kondisi dimana seseorang terjebak dalam lamunan hingga menghabiskan waktu berjam-jam sehingga ia abai akan hubungan dan tanggung jawab yang ia miliki dalam kehidupan nyata. Nah, kondisi mental yang seperti ini kemudian dapat berakibat tekanan klinis serta gangguan fungsi kesehatan bagi penderitanya.
Dulu, aku pernah menyinggung dalam tulisanku mengenai "Hyphophrenia" dimana untuk mendiagnosa kesehatan mental atau gangguan mental.
Para psikolog atau psikiater berpedoman pada buku yaitu buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), nah ketika tidak ada dalam buku itu maka bisa dikatakan itu bukan termasuk dalam kategori gangguan mental atau mental illness.
Begitu juga dengan maladaptive daydreaming ini, karena ia tidak terdapat dalam buku ini, maka ia tidak masuk dalam golongan gangguan mental. Itulah mengapa, para ahli kejiwaan berpendapat bahwa penderita maladaptive daydreaming ini tidak memerlukan pengobatan khusus.