Lihat ke Halaman Asli

Puja Nor Fajariyah

TERVERIFIKASI

Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Dopamine Detox, Cara Ampuh Melepaskan Otak dari Kebahagiaan Semu

Diperbarui: 3 November 2020   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Photo by Hybrid on Unsplash

"The greatest discovery of my generation is that a human being can change his life simply by changing his habits"
-William James

Kalau ditanya dan diminta memilih, lebih sulit mana kira-kira memulai atau membiasakan? Pasti rata-rata dari kamu akan menjawab membiasakan. Padahal, ternyata memulai sesuatu yang baru itu jauh lebih sulit loh. 

Dalam tulisan kali ini aku ingin sedikit berbagi pengalamanku selama 8 bulan terakhir, dimana aku mulai mencoba sesuatu yang baru dan meninggalkan kebiasaanku yang lama. Dan, hal yang aku coba itu adalah dopamine detox alias reset otak.

Aku akan menceritakan sesuatu  mengenai diriku, yaitu aku memiliki kebiasaan menunda-nunda pekerjaan dan justru asyik sendiri membuang waktu larut menikmati semunya Hallyu.

Keputusan untuk meninggalkan Hallyu sendiri aku ambil setelah sadar kalau ternyata memang sedikit sekali hal positif yang aku dapatkan darinya. Hallyu yang aku tinggalkan setelah biasanya aku jadikan sebagai tempat pelarian atau sumber kebahagiaan.

Sumber: Cakapcakap.com

Jujur saja, sejak sekolah menengah pertama, aku suka sekali dengan Hallyu atau yang lebih dikenal sebagai Korean Wave. Secara singkatnya, Korean Wave sendiri adalah sebuah gelombang yang datang dari negeri ginseng atau Korea baik itu berupa  budaya, musik K-Pop, drama, film, makanan, atau hal apapun asal, datangnya dari sana. 

Iya, kalau ditanya, Millenial mana sih yang saat ini tidak tahu siapa BTS atau Blackpink? Atau siapa yang tidak tau siapa itu Lee Min Ho? Bahkan sekarang, budaya di Indonesia sendiri terlihat begitu berkiblat kesana. Eits, jangan berprasangka dulu, kali ini aku bukan ingin menulis sesuatu hal yang negatif tentang Korea. 

Tapi, aku ingin mengajak untuk yuk coba berpikir lebih dewasa tentang bagaimana seharusnya kita mendewasa. Karena, kalau dibilang tidak suka Korea, aku sendiri sebenarnya juga suka Korea. Buktinya, sejak SMP hingga 8 bulan yang lalu, aku masih suka sekali Fan-girlingan, nonton K-Drama, dan jujur saja, aku sendiri lancar membaca dan menulis hangeul atau huruf Korea sejak lama.

Nah, kalau ditanya, kenapa sih kamu suka Korea? Pasti rata-rata jawabannya Idolnya bertalenta, Dramanya begitu mempesona, Budayanya yang menyilaukan mata , makanannya yang rasanya tak perlu ditanya, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kalau bertanya kenapa aku suka Korea? jawabanku, ya aku mendapatkan kebahagiaan disana. 

Iya, kebahagiaan instan yang aku raih hanya dengan 'klik' diujung jari. Ada video baru dari Idol kesayangan aku klik, jadilah aku bahagia, melihat ada drama baru tayang, aku klik, aku jadi bahagia. Dan aku yakin, kalau kamu yang membaca tulisan ini juga suka Korea, kamu tak akan menyangkal apa yang aku ungkapkan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline