Lihat ke Halaman Asli

Puja Nor Fajariyah

TERVERIFIKASI

Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Multitasking Vs Monotasking, Mana yang Lebih Penting?

Diperbarui: 26 Oktober 2020   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Multitasking Versus Monotasking (dreamstime.com)

"Multitasking itu keren? Mmm, sepertinya perlu dipikirkan lagi deh, hehe"

Beberapa bulan yang lalu, aku disadarkan akan satu hal yang sama sekali setelah sekian lama begitu membutakan. Sebuah hal yang awalnya aku anggap dan aku banggakan sebagai sebuah kelebihan, ternyata memiliki banyak kerugian. 

Hal ini, baru aku sadari sejak para mahasiswa dirumahkan, menjalani kegiatan perkuliahan beserta tugas-tugasnya berorientasi dari rumah. Sejak berada di rumah, aku menyadari bahwa ternyata, multitasking atau kebiasaan mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu adalah satu hal yang 'keren', ternyata tidak. 

Aku ingat sekali, malam itu aku sedang pusing sendiri memikirkan penyelesaian tugas-tugas yang mulai berdatangan, belum lagi keadaan aku lupa makan setelah seharian berada di depan layar hp dan laptop hadir di perkuliahan online, aku merasakan waktu berjalan sangat cepat namun aku hanya berjalan di satu tempat.

"Duh, tugas proposal matkul X belum selesai,"
"Oh iya, aku kan ada tugas desain pamflet buat acara HMJ"
"Duh iya, deadline tugas video kan harus selesai hari ini juga,"
"Eh tapi aku belum makan dari siang,"

Well, akhirnya apa yang aku rasakan? Burn out! Aku tak sadar, aku tiba-tiba saja menangis, seolah emosiku yang saat itu sedang labil memaksa untuk menghempas semua beban yang ada di pundak. 

Namun akhirnya setelah beberapa saat aku tersadar, semua tugas ini tak akan selesai bila tidak aku kerjakan. Tentu saja, aku kebingungan, kondisi seperti ini tidak jarang membuat aku stres karena banyak yang harus dikerjakan sementara waktunya terbatas.

Akhirnya, aku berusaha melakukan segala sesuatunya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Perhatian terbelah-belah sehingga sulit fokus dan biasanya karena terburu-buru cenderung berhasil seadanya sehingga hasil tidak maksimal.

Ternyata, hal ini diamini oleh sebuah penelitian dari TIMES menyatakan bahwa ahli saraf atau neuroscience itu khawatir sekali dengan kelakuan manusia seperti aku yang sering mengaplikasikan multitasking ini dalam kehidupan. 

Menurut mereka, kecenderungan kita untuk membagi-bagi perhatian malah sebenarnya menghambat kita untuk menyelesaikan suatu tugas. Bahkan, tugas-tugas sederhana sekalipun. University of California mengatakan bahwa kebiasaan multitasking ini memiliki banyak sekali kerugian apabila dibiasakan,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline