Lihat ke Halaman Asli

Puja Nor Fajariyah

TERVERIFIKASI

Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Berani Mencoba, Cara Tepat Melatih Kemandirian Anak

Diperbarui: 2 Maret 2020   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: 123rf.com

Apa yang pembaca rasakan ketika melihat seorang anak usia dini tiba-tiba mengangkat kursi yang besarnya jauh lebih besar dari tubuh mereka? Atau menaiki tangga sendiri tanpa dibantu? 

Pasti banyak yang merasa khawatir bukan? Apalagi sebagai orang tua atau guru yang seringkali dibuat kewalahan oleh rasa penasaran yang dimiliki anak usia dini. Rasa penasaran yang muncul pada anak usia dini seringkali menghasilkan resiko-resiko berbahaya tanpa sebelumnya dipikirkan oleh anak.

Dilihat dari hasil penelitian Breadkamp (1987), mengatakan bahwa anak usia dini atau bayi belajar melakukan eksperimen dengan berbagai cara seperti mengamati, mendengar, serta mencoba sesuatu yang mana untuk memenuhi rasa ingin tahu yang memang secara normal merupakan indikator dari perkembangan kognitif anak. 

Rasa ingin tahu yang muncul ini kemudian awalnya akan memicu pemikiran dalam otak anak lalu menghasilkan tindakan yang dilakukan oleh anak. Ketika anak dihadapkan dengan suatu hal yang sifatnya baru, dan untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut anak perlu mencoba terlebih dahulu bukan?

Faktanya, orang tua dan orang tua tidak semuanya membiarkan anak untuk mencoba suatu hal yang baru dengan berbagai alasan. Seperti, takut anak kenapa-kenapa, anak dianggap belum mampu, terlalu sayang terhadap anak, dan lain sebagainya. 

Ada dua tipe orang tua yang biasanya membiarkan anak untuk tidak mencoba atau melakukan hal baru dengan sendiri. Pertama,  yaitu orang tua yang terlalu memanjakan anak. Kedua, tipe orang tua yang terlalu over protektif terhadap anak. Mengapa bisa dikatakan dengan demikian?

Apabila kita lihat tipe orang tua yang pertama yaitu orang tua yang terlalu memanjakan anak. Tentu tipe orang tua yang seperti ini akan selalu membantu segala hal yang ingin dilakukan oleh anak. 

Kepribadian anak akan terpengaruh dalam hal ini dikarenakan  ia terbiasa melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang lain sehingga akan kesulitan apabila dihadapkan pada keadaan harus melakukan suatu hal dengan mandiri. Akibatnya, ia akan menjadi anak yang manja. Yang kedua, yaitu tipe orang tua yang over protektif. 

Anak yang orang tuanya over protektif akan terbentuk kepribadian yang enggan mencoba hal baru dikarenakan perasaannya selalu diliputi oleh ketakutan dan keragu-raguan. Kebiasaan orang tua yang over protektif adalah selalu melarang anak mencoba, tidak boleh ini tidak boleh itu atau bahkan tidak segan-segan menghukum apabila anak tidak mengikuti apa yang diperintahkan oleh oran tua.  

Hal ini sangat tidak baik dampaknya bagi kepribadian anak. Anak bisa saja menjadi pribadi yang penakut, ragu dalam pengambilan keputusan dan tentu bisa juga menjadi pribadi follower atau pengikut. Apabila disimpulkan, diperlukan pembiasaan sikap kemandirian dalam diri anak sejak dini agar anak tidak menjadi pribadi yang manja, penakut, dan lain-lain tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline