Lihat ke Halaman Asli

Puja Mandela

TERVERIFIKASI

Jurnalis di apahabar.com

Sambal Acan Raja Banjar dan Tekad Aulia Abdi Lestarikan Budaya Melalui Bisnis Kuliner

Diperbarui: 26 Agustus 2019   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Kopiwriting di Cafe Eat Boss Banjarmasin, Kamis (22/08). Foto : Puja Mandela

BANJARMASIN - Pada event JNE Kopiwriting bertajuk "UKM Lokal di Pasar Digital" yang digelar di Cafe Eat Boss Banjarmasin, Kamis (22/08/2019), owner Sambal Acan Raja Banjar, Aulia Abdi, menceritakan pengalamannya masuk ke bisnis kuliner. Ia juga berbagi cerita tentang perjuangannya mempromosikan sambal istimewa racikan istrinya kepada masyarakat luas.

Semua bermula pada 2014 dengan modal Rp 100 ribu, Aulia Abdi dan istrinya mulai merintis usaha kuliner. Bermodalkan cita rasa warisan kakeknya, ia terus berupaya mengolah sambal sampai mendapatkan cita rasa yang ia inginkan.

"Prosesnya butuh waktu enam bulan sampai ketemu rasa sambal yang kami inginkan," katanya.

Tepat pada 17 Mei 2014, Aulia berhasil menemukan cita rasa sambal yang ia anggap pas dengan lidahnya. Rasanya, pedas tetapi juga segar karena ada campuran buah binjai dan mangga. Aulia juga menilai sambalnya memiliki cita rasa yang Banjar banget.

Setelah itu, Aulia mulai memperkenalkan sambalnya kepada keluarga dan teman-temannya. Suatu kali ia memperkenalkan sambalnya kepada seorang kenalannya di Facebook. Kawannya itu lalu membuat testimoni pertama kepada Sambal Acan Raja Banjar.

"Saya lupa namanya. Tapi, dia bikin testimoni pertama kali. Rasanya pedas," kata Aulia sembari menirukan komentar kawan Facebooknya.

Perjuangan Sambal Acan Raja Banjar belum selesai. Aulia masih terus mempromosikan produk kebanggaannya kepada orang-orang terdekat. Ia juga mulai mengemas Sambal Acan Raja Banjar ke dalam kemasan cup plastik.

Secara perlahan ia juga sudah mulai melayani pemesanan dari pelanggan via online. Sayangnya, kemasan cup plastik itu tak cukup kuat, sehingga dalam beberapa kali pengiriman, kemasan sambal rusak.

"Sempat ada kendala 20 Cup tapi hancur saat dikirim melalui jasa pengiriman. Di situlah kami mulai belajar bahwa kemasannya harus diganti," jelasnya.

Satu tahun kemudian, Sambal Acan Raja Banjar menjadi populer. Sambal tersebut seakan menjadi menu pelengkap yang wajib tersedia di meja makan. Cita rasanya yang khas membuat sambal itu mudah nempel di lidah masyarakat. Sambal Acan Raja Banjar juga diklaim tanpa bahan pengawet.

Aulia Abdi menerangkan sebenarnya cita rasa sambal berasal dari cerita-cerita orang tua zaman dahulu di komunitas masyarakat Banjar. Cerita-cerita itu terus berkembang sampai ke generasi Aulia dan istrinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline