Tanah Bumbu - Berdasarkan data penelitian The World's Most Literate Nation yang dilakukan oleh The Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara dengan minat baca rendah. Sejumlah penelitian lainnya juga menyatakan hal yang sama. Badan Pusat Statistik melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional mengungkapkan hanya 18.94 persen masyarakat yang suka membaca. Itu pun yang dibaca hanya majalah dan surat kabar.
Masalah serupa juga terjadi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data sementara, penduduk yang melek huruf mencapai ada 93.3 persen, sementara masyarakat yang memiliki minat baca hanya 1.87 persen. Ini berarti, dari 100 orang, hanya 1 orang atau tidak sampai 2 warga Kabupaten Tanah Bumbu yang rajin membaca.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan. Hal ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang juga sedang berupaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Bumi Bersujud. Salah satu upaya nyata yang dilakukan yakni dengan menggelar Tanah Bumbu Book Fair 2017 seperti yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu bekerja sama dengan Pradika Production, di kawasan Pusat Niaga Bersujud, Kecamatan Simpang Empat, Sabtu (7/10/2017).
Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu, Ir. Mariani, MP, diperlukan gerakan masif yang mampu menggerakkan masyarakat untuk gemar membaca buku, sehingga aktivitas membaca buku dapat menjadi budaya di masyarakat. Dengan rajin membaca buku, ia optimis sumber daya masyarakat di Tanah Bumbu akan menjadi cerdas, unggul, dan berdaya saing.
Namun, upaya tersebut memang tidak mudah. Oleh karena itu, event Tanah Bumbu Book Fair 2017 juga dijadikan sarana untuk mengkampanyekan buku sebagai sumber belajar dan menjadikan perpustakaan sebagai wadahnya. Selain menyediakan lebih dari 10 ribu buku berbagai macam genre, masyarakat juga bisa mendapatkan buku dengan harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan buku-buku yang dijual di Gramedia.
Mariani juga memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap upaya menarik minat masyarakat agar mau membaca buku. Karenanya, ia berharap agar event seperti ini dapat digelar setiap tahun di Kabupaten Tanah Bumbu. Selain itu, ia juga terus bekerja sama dengan komunitas atau pegiat literasi untuk mengkampanyekan pentingnya membaca buku. Beberapa strategi yang sudah dilakukan yakni dengan mengirim mobil perpustakaan ke kecamatan setiap akhir pekan. Tak hanya itu, ia juga terus berupaya agar perpustakaan bisa menjangkau ke wilayah pelosok.
Keinginan ini juga disampaikan Wakil Bupati Tanah Bumbu, H Sudian Noor. Menurut dia perpustakaan harus menjangkau ke wilayah yang lebih jauh. Apalagi Kabupaten Tanah Bumbu memang memiliki wilayah yang sangat luas. H Sudian Noor menginginkan agar pemerintah daerah melalui instansi terkait memiliki unit pelayanan perpustakaan terpadu di setiap desa. Dengan cara ini, ia yakin masyarakat bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. "Selain itu, perkembangan media digital juga harus direspon dengan memasukkan program membaca digital untuk masyarakat," katanya.
Selain menyediakan bazar buku murah, Tanah Bumbu Book Fair yang diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya lomba mewarnai, lomba bercerita, dan acara hiburan. Usai resmi dibuka oleh H Sudian Noor, Tanah Bumbu Book Fair 2017 yang akan digelar sampai 15 Oktober 2017 sangat ramai dikunjungi masyarakat. Beberapa pengunjung terlihat memborong buku novel populer, biografi tokoh nasional, buku sejarah, sastra, dan berbagai jenis buku lainnya. (pjm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H