Lihat ke Halaman Asli

Puja Mandela

TERVERIFIKASI

Jurnalis di apahabar.com

"Islam Liberal" dan "Islam Paling Liberal"

Diperbarui: 8 Januari 2016   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi. Sumber Foto: www.lintastanbu.com.suarakita. org"][/caption]

Ratusan jamaah berkumpul di masjid untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Puluhan tokoh masyarakat juga sudah hadir. Beberapa orang diantaranya adalah mereka yang memiliki pemikiran "liberal". Agak nyeleneh bagi masyarakat di kampung.

Sebenarnya tak ada yang salah. Hanya saja, beberapa tokoh masyarakat tersebut selalu mengkritisi metode dakwah para ulama yang menurut mereka sangat konvensional. Selalu bicara soal iman, iman, dan iman. Menurut mereka, iman itu sudah selesai. Tak usah dibicarakan lagi. Di dalam ibadah, yang penting itu esensi, bukan kemasan atau bungkusnya.

Salah satunya adalah soal pemikiran bahwa pakaian itu tidak penting. Buat apa pakaian bagus, tapi hatinya kotor. Buat apa pakai surban, pake gamis, kalau masih suka mencela orang. Begitu kira-kira. Memang tak ada yang aneh. Kalau kita mau fair, tak ada yang salah dengan mereka.

Sejumlah tokoh "liberal" datang ke masjid menggunakan celana pendek plus kaos oblong. Menurut sejumlah tokoh tersebut, buat apa menggunakan pakaian rapi, kalau tidak memaknai apa itu Maulid Nabi dan tidak meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW. Biar cuma menggunakan celana pendek, tapi baik dengan sesama manusia, itu jauh lebih baik.

Mengetahui sejumlah tokoh masyarakat yang dikenal "liberal" ikut hadir, si penceramah Syaikh Klowor Al Glundungi tak mau kalah. Ia tak mau reputasinya sebagai ulama kharismatik jatuh begitu saja karena kritikan orang-orang liberal.

Di majelis, pembacaan pelaksanaan Maulid Nabi sangat meriah. Pembacaan ayat Al Qur'an dan Maulid Simtudduror dibacakan secara berurutan. Setelah semua selesai, suasana sempat hening sejenak. Para jamaah masih menunggu penceramah yang tidak lain Syaikh Klowor Al Glundungi atau yang akrab disapa mbah Klowor hadir ke majelis tersebut.

Beberapa tokoh liberal yang hadir terlihat cengengesan. Sepertinya mereka merasa menang karena penceramah yang diundang tak juga menampakkan batang hidungnya.

"Pasti dia takut sama kita-kita. Hihihi"celetuk Kang Nur, sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

"Halah. Sudah bisa ditebak kok. Isi ceramahnya pasti nggak jauh-jauh dari perkara iman dan takwa. Mari kita tingkatkan iman dan takwa. Dari dulu nggak ningkat-ningkat. Xixixixi"kata Kang Absar, cekikikan.

"Bener. Gampang banget ditebak. Ini mesti penceramahnya pake sorban, daster, terus jenggoten,"kata Kang Jalal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline