[caption caption="Foto: suaramedan. com "][/caption]
Puja Mandela
Mungkin tidak ada yang bisa diambil pelajaran dari berbagai kegaduhan politik di Indonesia, selain tentang betapa hebatnya pemerintah ngeles dari segala permasalahan yang terjadi di republik ini.
Belum selesai masalah pembakaran lahan dan hutan yang membuat sesak nafas masyarakat di Kalimantan dan Sumatera, muncul isu "papa minta saham" yang sampai hari ini masih menjadi headline di berbagai media massa, baik nasional maupun lokal.
Bahkan setelah diperdengarkannya rekaman pembicaraan Maroef Sjamsoeddin, Setya Novanto dan Muhammad Riza Chalid di sidang Mahkamah Konstitusi Dewan (MKD), ada dugaan bahwa problemnya tidak hanya sampai pada "papa minta saham" dan pencatutan nama presiden saja. Masalahnya ternyata lebih kompleks dari itu.
Rekaman itu juga menyinggung banyak hal, dari isu pemilu presiden, batalnya BG menjadi Kapolri, presiden dimarahi ibu Mega, sampai soal pernikahan anak presiden pun ikut dibahas. Bahkan ada banyak sekali tokoh politik yang disebut di rekaman itu, walaupun tak semua terkait dengan urusan saham Freeport.
Isi rekaman ini bisa saja dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki kepentingan politik yang berujung pada berbagai permasalahan baru. Misalnya, soal dugaan kecurangan pemilu presiden 2014. Memang beginilah wajah negeri ini. Belum selesai satu persoalan, sudah muncul persoalan lain.
Mungkin tak ada yang memprediksi masalahnya akan begitu melebar. Ini menarik untuk ditunggu bagaimana ending sinetron ini. Ada kemungkinan kisah telenovela ini akan berakhir anti klimaks seperti bencana kabut asap kemarin.
Saya sendiri lebih tertarik untuk menunggu isu berikutnya, apa lagi ya? Terorisme, Syiah dan Wahabi, pesawat jatuh, pembakaran rumah ibadah, pejabat kawin lagi, batu ajaib, sandal ajaib, daging oplosan, goyang oplosan, eh...
Saya jadi penasaran, apakah republik ini memang memiliki lembaga yang anggotanya digaji oleh negara untuk menciptakan sesuatu yang bernama isu. Seperti saat perhatian masyarakat Indonesia tiba-tiba berubah haluan, dari pemberitaan soal pelaku pembakaran lahan dan hutan kepada isu "papa minta saham".
Bisa jadi pembakaran lahan dan hutan dilakukan secara sengaja, juga untuk mengalihkan isu tertentu? Ah saya tak tahu soal itu. Tetapi jangan-jangan, republik ini memang memiliki Kementrian Khusus Pengalihan Isu?