hujan di bulan juni
menyihir ulang rasa
dengan rintik rindu yang kini tak lagi sembunyi-sembunyi dirahasiakannya
dari tetes air mata kepada kedua mata
yang menjadikannya tersenyum bahagia melihatnya
hujan di bulan juni
menemani ulang cerita
dengan jejak-jejak kaki ragu-ragu
yang kini sudah benar-benar dihapusnya
dari suara hujan kepada tertutup rapatnya pintu dan jendela kamar
yang menjadikannya masih ada,masih saja didengarnya
hujan di bulan juni
memeluk ulang tanya
dengan kecemasan dan kekhawatiran seorang diri
yang kini sudah tak mau lagi dibiarkannya
dari derasnya jarak kepada melajunya waktu yang menjadikannya kembali reda;
yang fana adalah hujan,
kita abadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H