Lihat ke Halaman Asli

Air Mata Kunang-kunang

Diperbarui: 21 Juli 2021   21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Malam lain
Tak seperti kemarin
Di mana kunang-kunang datang
Dan gerimis pun berkurang

Malam semakin
Ditelanjangi ingin
Di mana celoteh angin tak bisa diam
Namun percakapan angan kian terbenam

Perih menggenggam
Menenteng hitam
Jejak-jejak membekas
Langkah-langkah malam beranjak lekas

Malam berbeda
Seperti menggoda
Di mana lentera kehabisan sinar
Dan kenangan masih insomnia didalam kamar

Malam kelam
Membebani pilu yang terdalam
Di mana kunang-kunang pernah datang dengan kerlap-kerlip cerita
Dan kemudian pulang meninggalkan bekas kecupan air mata di kening jendela

Sesak menginap
Menghirup gelap
Rintik-rintik gerimis bersahutan
Tangan-tangan malam kembali menangkap rindu yang berkunang-kunang ditengah hujan

***

Puhid Akhdiyat

21/07/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline