Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kunang-kunang kertas

Diperbarui: 23 Februari 2021   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

riaurealita.com


Sebelum menjadi sepasang cemas
Bukankah paru-paru kita hanya terisi udara bebas?
Hidup mengadopsi liar tetapi tenteram
Mengasuh canda tetapi tak geram

Sesudah menjadi sehirup senapas
Mengapa di tepian jarum jam kita malah bercocok-tanam bibit-bibit cemas?
Malam siang sama saja; mencekam
Hujan reda tak ada bedanya; terancam

Nanti selepas bebas
Maukah jemari memori kita saling mahir melipat ampas-ampas cerita dalam eksemplar kertas?
Membentuknya menjadi diorama malam
yang penuh dengan kunang-kunang temaram bukan kambing hitam

Nanti setelah lepas
Bisakah kita seperti seperti kunang-kunang kertas?
Berkedip-kedip indah tanpa malam
Mengenang-ngenang manis tanpa dendam

Bintaro, 23/02/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline