Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Tentang Sebuah Kabar yang Sudah Habis Terbakar

Diperbarui: 23 Januari 2021   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sergap.id

Terhenti berdetak sebuah pesan sebelum temui sampai Itulah yang membuat beberapa kekhawatiran semakin hidup menggelantung dibulu mata yang tampak basah kuyup

Khawatir bertanya; Tak sedang membaca kah?Apabila sedari mata kakimu hendak berangkat ada khawatir yang berdetak di jantung doa, dan ia terus melangkahkan tanya selama baik-baik saja darimu masih samar-samar tak pasti


Menggantung jemuran sehelai kabar yang tak kunjung kering
Itulah yang membuat beberapa penantian semakin basah menyelimuti ruang hati yang mengaku resah

Penantian bertanya;  Tak sedang lupa kah ?
Bila mana sedari rencana baikmu hendak lepas landas ada penantian yang tergantung di baling-baling kepala, dan ia terus menerbangkan tanya selama kabar darimu masih tak kunjung berdering

Dan sekarang di gendang firasatku, engkau di sudut remang-remang seolah malah balik bertanya;


Mengapa balasan pesan dariku tak kunjung jua terbaca?
Apabila sedari tadi kamu bertanya, kabarku telah terhenti berdetak bukan karena sengaja hendak menghilang dengan cara lost contact

Mengapa suara kabar dariku tak kunjung dikenal?
Bila mana sedari tadi kamu bertanya, semua tentang aku harusnya sudah bukan lagi menjadi jawaban yang terus menggantung; dengan terbitkan kekhawatiran dan penantian

Sebab di sini jika saja engkau saksikan, puing-puing kabarku bahkan sudah habis terbakar.

Dibakar sendiri oleh ketidak-sanggupan menolak rencana Tuhan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline