Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Padahal Senja dan Embun Pagi Saja, Terus Diulang

Diperbarui: 10 Mei 2020   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengeluh dalam satu malam yang suri
Pun lama berdiam diri dalam satu sore yang berduri
Sekaligus merasa teriknya mentari telah berkali-kali datang dalam janji yang kesiangan ditepati
 

Aku mengaku lelah kepada satu jarum jam yang tiba-tiba mati
Pun telah menyerah kalah kepada satu jendela kamar yang tiba-tiba saja terkunci
Sekaligus merasa kotornya udara telah berkali-kali datang dalam fentilasi realita yang susah dimengerti

Padahal udara segar dan pintu keluar selalu Tuhan beri; Sejodoh dengan cobaan apapun didunia ini
Padahal senja dan embun pagi saja, terus diulang Tuhan setiap hari
Hanya untuk mengajariku mewarnai duka dan melebihkkan segala puji; PadaNya

10/05/2020.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline