Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kehilangan-kehilangan yang Baik

Diperbarui: 5 Mei 2020   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semisal menetap dalam doa-doa yang baik adalah abadi, kamulah salah satu titipan Tuhan yang paling aku relakan kepergiaanya mulai detik ini. Dan seterusnya hidupku akan baik-baik saja, karena di dalam sebuah kerelaan aku sudah berhenti menyakiti diriku sendiri.

Seumpama berumah dalam sunyi-sunyi yang baik adalah terpuji, keramaian sia-sialah yang paling aku harapkan jangan pernah kembali. Dan selanjutnya hidupku akan baik-baik saja, karena di dalam harapan aku masih ingin meluruskan kedua langkah hari.

Taruh kata meniduri kekosongan dalam ruang syukur yang baik adalah diridai, bergelimangan segala lah yang paling aku sesali mengapa tak bisa aku syukuri. Dan lalu nanti hidupku akan baik-baik saja karena dalam penyesalan aku sudah muak menggelisahkan hati.

Sekiranya memeluk duri dalam jiwa-jiwa yang baik adalah damai, kamulah salah satu nikmat sehat yang paling aku benci mulai saat ini. Dan kemudian hidupku akan baik-baik saja, karena didalam kebencian aku sudah tak mau meliarkan nafsuku menjadi-jadi.

Seandainya kata-kata semisal, seumpama,  taruh kata dan sekiranya adalah hikmah dari kehilangan-kehilangan yang baik. Dan berikutnya hidupku akan baik-baik saja, karena didalam kesadaran aku sekarang akan belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi.

05/05/2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline