Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Kereta Pengangkut Rindu

Diperbarui: 30 Juni 2019   05:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Bukankah ketakutan baru saja keluar dari lorong panjang seram bernama sunyi, tapi bangku kosong di hati tetap saja kehilangan ramai.

Meski teramat bising roda-roda besi coba   mengalihkan tingkah kebiasaan yang menjelma anak rel berjejer di saraf kepala.

Iya di induk rel berkarat itu kereta pengangkut rindu masih terus melaju meski kadang lurus, kadang meliuk-liuk namun gairah perindu tak penah ciut.

Dan seseorang yang paling sering boros merindukanmu itu sedang duduk sendirian di gerbong paling belakang memangku beban jarak yang masih saja tak kunjung peka.

Bukankah sebentar lagi kereta ini akan sampai di jantung kotamu yang ramai, tapi tetap saja pertemuan belum sadarkan diri masih saja terlelap di nyamannya pangkuan.

Se-lama inikah perjalanan rindu yang ingin ditempuh seorang diri?

Dan ketika terdengar kencang bel stasiun bangunkan lamunan panjangku, aku kira aku telah sampai. Ternyata kereta pengangkut rindu baru saja hendak memberangkatkan diri. 

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline