Lihat ke Halaman Asli

Man of The Year 2010

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda tentu ingat, bagaimana sebagian besar majalah atau koran seringkali mengangkat tema ini. Tema untuk menjadikan salah seorang sebagai ikon perjuangan sepanjang tahun. Istilahnya kerap disebut sebagai "Man of The Year". Tentu saja, istilah "Man" digunakan untuk laki-laki. Dengan terjemahan bebas, sebebas kepakan merpati di awan, maka istilah "Man of The Year" bisa disamakan dengan "Lelaki yang Patut Dijadikan Contoh". Begitulah kira-kira padanan katanya.

Untuk menjadikan seseorang sebagai "Man of The Year", tentu saja ada kriteria-kriteria tertentu, dan kriteria tersebut tentu bergantung pada media yang bersangkutan. Jadi memang terkadang tidak ada standar yang baku untuk bisa menentukan, apakah seseorang bisa atau tidak untuk menjadi sebuah ikon. Tapi mungkin, ada satu yang bisa dijadikan patokan. Biasanya orang tersebut tulus, berhati baik, "family man" dan bukan sekedar ia populer.

Entah mengapa, saya jadi tertarik untuk membahas "Man of The Year 2010". Utamanya untuk wilayah Indonesia. Saya bukan wartawan yang suka "blusukan" ke daerah-daerah terpencil, sehingga saya tidak bertemu orang selevel Butet Manurung. Saya juga bukan sedang berkelana kesana-kemari, sehingga belum menemukan pria yang bisa menjadi suri tauladan bagi pria-pria yang lainnya. Kebetulan, saya sering menonton tv, membaca koran dan membaca buku. Jadinya, saya hanya bisa melihat dari sudut pandang yang boleh dibilang sangat subyektif.

Heboh kasus Ariel, tak pelak, menjadi sebuah berita panas, disamping pemerintahan SBY yang katanya semakin menurun tingkat popularitasnya. Tapi saya tidak tertarik membahas Ariel. Saya lebih suka untuk menjadikan suami Cut Tari sebagai Man of The Year 2010. Apa sebabnya? Sederhana saja, dan cukup masuk akal, setidaknya menurut saya.

Saya akan bertanya kepada Anda; pernahkah melihat video mesum Cut Tari vs Ariel? Tak bisa disangkal, disitu memang wajah Cut Tari terlihat jelas. Apalagi, ini sudah diakui sendiri oleh perempuan berwajah ayu tersebut. Yang menjadi inti perhatian saya adalah sikap suami Cut Tari, yang menurut saya, sangat luar biasa! Bagaimana tidak? Dengan sabar, ia tetap setia berada di samping isterinya yang sudah jelas-jelas "main api di belakangnya".

Sekarang saya akan kembali bertanya kepada Anda; sebagai suami, jika isteri Anda melakukan apa yang telah dilakukan oleh Cut Tari, apa yang Anda lakukan? Marah? Jengkel? Bahkan saya yakin, kata-kata "cerai" adalah salah satu kata yang akan keluar dari mulut Anda. Lazimnya begitu. Tapi mengapa ini tidak terjadi pada suami Cut Tari? Kita tentu saja tidak tahu apa yang ada di benaknya. Tapi setidaknya, ia seolah menjadi "benteng tangguh" yang berada di belakang Cut Tari. Padahal Anda tahu sendiri, mesumnya Cut Tari vs Ariel tak hanya disaksikan segelintir orang, tapi seluruh Indonesia, bahkan seantero penjuru dunia bisa juga melihatnya. Bahkan mungkin orang yang ada di ujung Ethiopia sana, bisa melihat bagaimana telanjangnya tubuh Cut Tari.

Kalo mau jujur, saya tidak akan bisa berlaku seperti itu.

Tidak akan bisa bersikap sepeti suaminya Cut Tari

Bagaimana dengan Anda? He...he...he...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline