Lihat ke Halaman Asli

Dari Survivor Kanker untuk Presiden Jokowi

Diperbarui: 19 Desember 2015   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah para ibu-ibu para survivor kanker yang tergabung dalam Yayasan Lavander dan dikomandoi ibu Ibu Indira Abidin (Chief happiness Officer Fortune Indonesia) mendatangi kantor C Care Dr Warsito Purwo Taruno Ph.D, Mereka datang mensupport riset ECVT dan ECCT hasil karya anak bangsa Dr Warsito dkk. Mengapa mereka sangat getol sekali mendukung karya Dr Warsito? Salah satunya adalah mereka adalah para survivor kanker (atas ijin dari Allah swt) bisa sembuh melalui perantara ECCT C Care. Tidak hanya itu, ada ribuan lain yang berhasil terbantu oleh ECCT.

Berikut ini Twet Ibu Indira kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo
Untuk menyuarakan pandangan kami selaku pengguna ECCT, di bawah ini adalah tweet kami untuk Bapak Presiden Jokowi.
Semoga tweet ini mampu menjadi penyeimbang dalam masa review ECCT.

1. Alhamdulillah Pak @jokowi terbuka dan melindungi inovasi di bidang transportasi. Di bid kesehatan ada #ECCT yang juga butuh perhatian.
2. Pak Warsito menciptakan sebuah terobosan #ECVT yang dapat memindai aktivitas sel kanker sangat cepat, sensitif, tidak invasif, tidak ada radiasi. @jokowi
3. Pemindai ini menggunakan teknologi listrik daya rendah yang paling aman.
@jokowi
4. Karena aman pasien kanker dapat memantau aktivitas sel nya setiap saat, setiap hari pun aman. Tidak ada radiasi yang membahayakan, tidak invasif. @jokowi
5. Pemeriksaan intensif sangat dibutuhkan dalam treatment kanker, agar kita benar-benar bisa menerapkan treatment yang tepat. @jokowi
6. Selain aman pemindai ini juga jauh lebih sederhana dan murah dibanding pemindai apapun yang ada. @jokowi
7. Teknologi ECVT sangat terjangkau oleh masyarakat paling miskin sekalipun. @jokowi
8. Teknologi pemindai ini juga membutuhkan daya sangat rendah sehingga sangat bisa diduplikasi dan digunakan di seluruh desa terpencil.
@jokowi
9. Selain ECVT, Dr. Warsito juga menemukan #ECCT sebuah alat kesehatan berdaya listrik rendah yang telah teruji mampu membunuh sel kanker. @jokowi
10. Dari 3.183 pengguna sejak Jan 2014-Nov 2015, 48% mengalami perbaikan, dan 41% tidak mengalami masalah secara umum.
@jokowi


11. Teknologi ECCT sangat terjangkau dibanding metode konvensional yang ada sehingga tidak memberatkan beban BPJS.
@jokowi
12. ECCT juga bisa dipakai sambil beraktivitas sehingga pasien kanker dapat hidup produktif dan terus berkarya.
@jokowi
13. ECCT menggunakan daya listrik sangat rendah sehingga relatif lebih aman dibanding metode lain.
@jokowi
14. ECCT juga dapat dibawa pulang oleh rakyat yang tinggal di desa karena tidak butuh infrastruktur apapun selama masa penggunaan.
@jokowi
15. Semua fitur ECVT dan ECCT dapat menjadi solusi lemahnya infrastruktur kesehatan Indonesia.
@jokowi
16. WHO menetapkan bahwa untuk setiap 1 juta rakyat dibutuhkan 1 alat radiasi. Seharusnya ada 240 alat radiasi di Indonesia. Faktanya Indonesia hanya punya 42. @jokowi
http://mediakom.sehatnegeriku.com/sulit-pastikan-jumlah-penderita-kanker/
17. RS yang melayani radioterapi terpusat di kota, tidak menjangkau daerah.
Karena minim waktu tunggu mencapai 1 th di daerah dan 2 minggu di kota.
http://mediakom.sehatnegeriku.com/sulit-pastikan-jumlah-penderita-kanker/
@jokowi
18. Berdasarkan data Kemenkes, th 2012, prevalensi kanker naik mencapai 4,3 banding 1.000 orang.
Pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15% pasien kanker.
http://mediakom.sehatnegeriku.com/penderita-kanker-di-indonesia-meningkat/
@jokowi
19. Tahun 2012 ada 0.9 tempat tidur rumah sakit per 1.000 pasien. Sementara prevalensi nya pada data terakhir adalah 4.3 pasien kanker per 1.000 orang. Siapa yang mau melayani 3.4 pasien kanker per 1.000 penduduk?
http://inkrispena.org/fakta-cepat-fasilitas-dan-tenaga-kesehatan-indonesia/
@jokowi
20. Thn 2012 ada 0.2 dokter melayani 1.000 penduduk, sementara ada 4.3 pasien kanker per 1.000 orang. Siapa yang melayani 4.1 sisanya?
http://inkrispena.org/fakta-cepat-fasilitas-dan-tenaga-kesehatan-indonesia/
@jokowi


21. Metode konvensional belum mampu melayani pasien kanker dan seharusnya berterima kasih kalau ada pihak yang membantu dengan dasar ilmiah yang teruji.
@jokowi
22. Dari 3.183 pengguna ECCT:
76% survive dan 24% meninggal dunia.
Berapa % yang bisa survive dengan kondisi kekurangan infrastruktur di atas?
@jokowi


23. Dari 3.183 pengguna ECCT 51.74% datang dengan kondisi sudah ditolak oleh dokter, dokter sudah angkat tangan.
@jokowi


24. Di antara mereka yang sudah dinyatakan tak punya harapan oleh dokter, banyak yang berhasil sembuh. Lalu kenapa harus dilarang?
@jokowi
25. Di sisi lain, ECCT juga termasuk alat kesehatan kelas 1, maksimal 2 karena daya listriknya tidak membahayakan. Alkes kelas 1&2 TIDAK membutuhkan pengujian yang kompleks.
@jokowi
26. Itulah sebabnya Novo Cure, sejenis ECCT di Amerika, bisa lolos FDA dengan cepat tanpa pengujian yang terlalu mendalam. Lalu kenapa di sini dipaksa masuk kelas 3?
@jokowi


27. Jepang sudah menjual ECCT seharga 200 juta, padahal dulu saya beli hanya 4 juta. Haruskah kami ke Jepang untuk dapatkan layanan ECCT dan ECVT, sementara penemunya Wong Jowo?
@jokowi
28. Jerman sudah mengajukan proposal penelitian langsung menggunakan manusia karena sudah mengakui pengujian pre klinis yang ada.
Kenapa Indonesia tidak mengakui?
@jokowi
29. Kami sangat menghormati prosedur yang berlaku, tapi biarkan layanan ECVT dan ECCT berjalan. Nyawa kami tidak bisa menunggu.
@jokowi.
29a. Kami selaku pengguna ECCT sampai saat ini tidak dimintai pendapatnya dalam review Kemenkes. Kami merasa tidak dihargai sebagai konsumen. @jokowi
30. Silakan Bapak @jokowi baca kisah-kisah ini:
Teh Tati, Mojang Priangan cantik yang persisten dan teguh
https://tamanlavender.wordpress.com/2015/12/12/teh-tati-mojang-parahyangan-motivator-bandung-yang-sangat-terbantu-oleh-ecct/
31. Mbak Titik, Bangkit dari vonis mati
https://tamanlavender.wordpress.com/2015/12/10/mbak-titik-yang-sangat-berterima-kasih-pada-jaket-ecct-pak-warsito/
@jokowi
32. Urang Bandung yang sukses atasi kanker paru-paru
https://tamanlavender.wordpress.com/2015/12/09/urang-bandung-yang-makin-baik-kondisinya-dengan-ecct-2/
@jokowi
33. Bu Tri, Wong Jowo yang berdamai dengan kanker
https://tamanlavender.wordpress.com/2015/12/08/bu-tri-wong-jowo-yang-sukses-dengan-treatment-ecct/
@jokowi
34. Mbak Afiana: nyaman dengan ECCT
https://tamanlavender.wordpress.com/2015/12/14/mbak-afiana-pun-merasa-nyaman-dan-membaik-kondisi-kanker-payudaranya-dengan-ecct/
@jokowi
35. Itu hanya beberapa dari ratusan kisah bagaimana #ECCT menyelamatkan nyawa pasien kanker yang disebut tak punya harapan oleh dokter atau tak mampu dilayani negara ini. @jokowi
35a. Memang tak 100% sembuh. Tapi mana ada metode penyembuhan kanker yang menjanjikan kesembuhan 100%?
@jokowi
35b. Memang ada yang ganti metode karena tidak merasa membaik dengan ECCT, sama saja, yang tidak membaik dengan medis juga banyak yang dirujuk utk gunakan ECCT, termasuk dokter di Jepang. @Jokowi
36. Bagaimana kalau Ibu, saudara atau anak Pak @jokowi yang mengalami nasib seperti mereka? dianggap tak punya harapan oleh dokter?
Bukankah Bapak akan lakukan apa saja menyelamatkan nyawa mereka?
36a. Bapak akan menunggu berapa lama untuk mendapatkan alat yang aman dan dapat menyelamatkan nyawa Ibu, istri/anak Bapak @Jokowi?
37. Ilmu Allah seluas lautan, ilmu manusia seujung jari. Yang sudah dicap “ilmiah” lebih sedikit lagi. Setiap langkah membuka tabir ilmu mendapat hadiah surgaNya. @jokowi
38. Dan nyawa kami tak bisa menunggu cap “ilmiah” atau “evidence-based” tersebut keluar. Nyawa kami tak bisa menunggu Indonesia siap layani kami. @jokowi
39. Penelitian #ECCT dan #ECVT adalah penelitian berbasis layanan, harus dilakukan dengan melayani manusia, seperti yang diminta Jerman. Tak terpisahkan, pak @jokowi
40. Menutup klinik berarti menutup penelitian di Indonesia dan menutup harapan pasien yang tak mampu bolak balik Jepang atau Jerman. @jokowi
41. Menutup klinik berarti menutup kesempatan Indonesia membangun harkat martabatnya sebagai pusat inovasi ECCT dan ECVT dunia, pak @jokowi.
41a. Marilah kita buka harapan seluas-luasnya bagi para pasien #kanker. Freedom of choice. #Hope4NoHope, Pak @jokowi


41b. Setiap rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk memperoleh akses terhadap sumber daya kesehatan aman terjangkau.
42. Dengarkanlah suara kami, rakyat Bapak yang nyawanya dipertaruhkan dalam hal ini. Kami percaya pada Bapak.
Terima kasih banyak, Pak @jokowi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline