Lihat ke Halaman Asli

Warsito dan CTech Labs adalah Aset Kita

Diperbarui: 3 Desember 2015   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

“ElectroScienceLab adalah partner kita untuk mengembangkan ECVT sewaktu di Ohio State University, AS (1999-2008). Kalau ECVT dan ECCT berhenti di sini, besok pagi sudah berkembang di mana-mana”. -Warsito P Taruno Ph.D-

Beberapa hari ini kegiatan sy begitu banyak sekali hingga tadi malam saya langsung terlelap tidur. Nasehat dari Dokter konsultan sayapun terkadang sy lupakan karena banyaknya aktivitas. Saya sering lupa jika saya harus menjaga kesehatan dan tidak boleh terlalu lelah, Keesokan harinya saya harus bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan putri saya berangkat sekolah, playgroup. Maklum hari ini istri saya ada kegiatan di luar kota.

Di pagi hari ini saya sempatkan untuk membuka laptop dan medsos untuk sekedar mencari informasi terbaru seputar pekerjaan. Ahh betapa kagetnya dunia medsos begitu ramai. Ya ramai karena curhatan sensei Warsito di akun facebooknya. Saya baca curhatan beliau –bagaimana beliau bercerita awal perjalanan beliau untuk mengabdi kembali ke Indonesia, setelah puluhan tahun melalangbuana ke LN –hingga akhirnya beliau harus bersedih karena sebuah lembaga yang selama ini selalu menjadi partner tiba-tiba meminta beliau untuk menghentikan klinik (dalam bahasa/perspektif beliau adalah riset) yang beliau bangun bersama dengan para ilmuwan yang lain.

Saya kembali teringat pada kasus Ricky Elson dengan mobil listriknya. Polemik Dr Warsito berangkat dari ECCT ciptaan beliau. Polemik terjadi seputar masalah prosedural/regulasi dari proses Research yang beliau jalankan bersama dengan timnya –yang menurut para pakar medis menyalahi/tidak sesuai prosedur kedokteran.

Dari Karanganyar, Ohio State hingga Kembali ke Indonesia.

Warsito P Taruno adalah seorang ilmuwan yang rendah hati –bukan ilmuwan abal-abal –atau ilmuwan gadungan seperti sebagian orang opinikan di media social. Lahir di Karnganyar pada tahun 1967. Warsito mengenyam pendidikan tingga sarjana hingga doctoral di Universitas Shizouka Jepang dengan mengambil kosentrasi ilmu teknik kimia dan elektronika (dua ilmu yang menjadi pondasi Warsito dalam mengembangkan tomografi, cikal bakal EVT dan ECCT). Kesemuanya beliau lalui dengan predikat summa cumlaude.

Setelah lulus sempat menjadi staf pengajar di almamater sebelum akhirnya hijrah ke Ohio Univeristy untuk bekerja dengan Profesor Li Fan dalam mengembangkan alat tomografi. Setelah hanya beberapa tahun di Amerika, Warsito kembali ke tanah air dengan membawa idealisme tinggi –membawa inovasinya ke tanah air dan berharap bisa membawa nama Indonesia, bukan Jepang, Ohio/AS. (jejak publikasi internasional Dr Warsito yang menjadi cikal bakal ECVT dan ECCT bisa dilihat di google scholar berikut)

Ketika menginjakan kaki di Indonesia, Dr Warsito sempat ragu apakah beliau sendiri dibutuhkan oleh negeri ini. Namun dengan tekat yang kuat beliau bersama dengan timnya (salah satunya DR Edi Sukur M.Eng) akhirnya membangun Laboratorium sederhana di Tangerang. ECVT (alat deteksi kanker) adalah kreasi pertama beliau di Indonesia dan akhirnya mendapat paten meski sempat ada polemik di tanah air. Ketika terjadi polemik, teknologi ECVT sudah dipakai oleh pelbagai institusi di AS, salah satunya adalah NASA (atau klik di sini) :)

Secara pelan-pelan, pelbagai institusi di Indonesia mengakui akan kapasitas Dr Warsito. Pada tahun 2003, majalah Gatra memasukan Dr Warsito dalam 50 tokoh revolusi kaum muda. Majalah Tempo (2008) menyebut Dr Warsito sebagai 10 orang yang mengubah Indonesia. Ia juga menerima penghargaan Ahmad Bakri Award bidang teknologi (2009). Pada tahun 2015 ini, BPPT Kemristek memberikan anugerah BJ Habibe Award.

Polemik Berlanjut.

Setelah berhasil menemukan ECVT, Dr Warsito mulai mengembangkan teknologi baru yang beliau susun tidak jauh-jauh berbeda dengan kerangka keilmuan yang beliau susun ketika menciptakan ECVT, yakni tomografi. Lahirlah alat terapi kanker, ECCT (Electro-Capacitive Cancer Therapy.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline