Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak

Diperbarui: 4 April 2017   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Salah satunya faktor lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan aspek yang pertama dan utama dalam mempengaruhi perkembangan anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga, sehingga keluarga mempunyai peran yang banyak dalam membentuk perilaku dan kepribadian anak serta memberi contoh nyata kepada anak. Karena di dalam keluarga, anggota keluarga bertindak seadanya tanpa dibuat-buat. Dari keluarga inilah baik dan buruknya perilaku dan kepribadian anak terbentuk. Walaupun ada juga faktor lain yang mempengaruhi. Orang tua merupakan contoh yang paling mendasar dalam keluarga. Apabila orang tua berperilaku kasar dalam keluarga, maka anak cenderung akan meniru. Begitu juga sebaliknya, orang tua yang berperilaku baik dalam keluarga, maka anak juga cenderung akan berperilaku baik. Cara orang tua dalam mendidik anak juga mempengaruhi perkembangan perilaku dan kepribadian anak. Orang tua yang otoriter sering memaksakan kehendak anak, selalu memaksa anak untuk menaati peraturan-peraturan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Dari pengasuhan ini, jiwa anak cenderung akan tertekan akibat paksaan-paksaan, kurangnya kepercayaan diri dalam bergaul, serta kurangnya kebebasan anak dalam bereksplorasi. Sedangkan orang tua yang permisif lebih cenderung memberi kebebasan kepada anaknya tanpa memberi control dan batasan-batasan. Orang tua hanya sedikit memberi nasihat dan bimbingan. Dari bentuk pengasuhan ini, anak cenderung bebas dalam bertingkah laku tanpa adanya control yang kuat pada dirinya. Anak akan terkesan manja karena kebebasan yang diberikan dan kurangnya hukuman atau ganjaran yang ia dapat dari hasil perbuatannya. Yang berikutnya yaitu pengasuhan orang tua yang otoritatif. Dalam pengasuhan ini, selain menuntut anaknya untuk mematuhi peraturan, anak juga diberi kesempatan untuk berpikir dan berdiskusi mengenai peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang tuanya. Orang tua memberi kebebasan kepada anaknya untuk bereksplorasi, tetapi juga memberikan control kepada anak. Dalam pengasuhan seperti ini, anak merasa ada dan ikut berperan dalam keluarga. Anak lebih mandiri dan mempunyai pendirian yang kuat, tanggung jawab yang besar, percaya diri dan mempunyai kendali diri yang kuat. Hal-hal yang dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya : 1.Pengarahan Pengarahan berupa tuntutan tentang pemahaman mana yang benar, mana yang salah, mana yang boleh dilakukan, dan mana yang tidak boleh dilakukan. 2.Contoh Langsung Baik disengaja atau tidak, orang tua dengan sendirinya akan menjadi contol bagi anaknya. Cara dan gaya orangtua berperilaku akan menjadi sumber objek imitasi bagi anak. Yang lebih sulit dan sering tidak disadari orangtua adalah contoh langsung ini, karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain pengalaman masa kecil orangtua, kepribadian dasar, dan pola hidup orangtua. Anak melihat bagaimana orangtuanya bersikap terhadap dirinya maupun lingkungannya dan bagaimana orangtua menyelesaikan problem-problem yang dihadapinya. Inilah sebenarnya yang paling menentukan kepribadian seorang anak setelah dewasa kelak. Jadi alangkah baiknya apabila orangtua senantiasa melakukan introspeksi, apakah tindakan mereka selama ini berpengaruh baik pada anak atau sebaliknya. 3.Sikap yang Konsisten Sikap yang konsisten berarti sikap dan pandangan yang tetap dalam menilai suatu perbuatan, termasuk pada anak sendiri. Banyak orang yang fasih menguraikan tentang perbuatan yang baik, perbuatan dosa dan lain sebagainya. Ada juga orang yang fasih untuk orang lain, bisa menerapkan pada diri sendiri, tetapi justru gagal menurunkan pada anak-anaknya. Sikap konsisten benar-benar membutuhkan kematangan berpikir sebagai orangtua yang bijak. Sebagian orangtua terjerumus ke dalam perasaan tidak tega untuk mengecawakan perasaan putra-putrinya sehingga mentolerir kesalahan yang dilakukan anak. Sebagian lagi lebih suka membiarkan anaknya berpola hidup yang kurang baik karena tidak mau bersusah payah menuntun ke arah yang benar dan sebagiannya lagi merasa bahwa bagaimanapun kesalahan anak, bukanlah kesalahan yang fatal, karena anak merupakan sosok kecil yang wajar melakukan suatu pelanggaran. 4.Memberi ganjaran dan hukuman. Anak akan mendapat pujian ketika ia memperoleh suatu prestasi yang membanggakan, atau sesuatu hal yang membuat dirinya dan orang lain merasa senang. Selain itu anak juga akan mendapat teguran atau hukuman apabila anak melakukan hal-hal yang dianggap salah atau kurang baik. Selain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat juga berpengaruh dalam perkembangan anak. Sekolah mempunyai peranan dalam mengembangkan potensi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki anak, menciptakan budi pekerti yang luhur, membangun solidaritas terhadap sesama yang tinggi, serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan anak agar menjadi manusia yang beragama dan beramal kebajikan. Lingkungan masyarakat mempunyai peranan dalam mengembangkan perilaku dan kepribadian anak. Dalam masyarakat anak bergaul dengan teman sebayanya maupun yang lebih muda atau bahkan yang lebih tua. Dari pergaulan inilah anak akan mengetahui bagaimana orang lain berperilaku dan anak dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat serta anak dapat berpikir dan mencari penyelesaiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline