Saudara, bagiku menjadi seorang guru adalah pekerjaan paling mulia Karena pekerjaan itu aku sering dipanggil "Pak." atau tak jarang disebut "Pak Guru ,panggilan kehormatan bagi penyandangnya.
Seorang guru dianggap orang yang lebih dulu tahu. Guru tempat tumpuan bertanya paran pitakonan"(bhs jawa) bagi murid dan orang sekitarnya. Lebih -lebih kalau di desa ,dia dianggap orang yang paling ngerti.
Kini hampir 41 tahun aku arungi profesi ini .Tiga bulan lagi sudah memasuki masa purna. Dimana masa itu sebutan "Pak Guru" berubah jadi "Mbah Guru".
Itulah guru !.
Betapa terhormatnya panggilan itu . Namun juga mengandung konsekwensi berat disisi moral dan perilaku seorang Pak maupun Mbah.
Perjalanan seorang Pak 'menjadi seorang Mbah tentunya sebuah proses pematangan yang luar biasa panjang ,banyak pengalaman menyenangkan maupun menyusahkan yang memproses .Namun semua berakhir satu hal yang membanggakan dan menyenangkan.Membanggakan, karena sedikit banyak seorang guru ikut mengantarkan seorang siswa dalam meraih cita-cita hidupnya. Menyenangkan dimana dengan segala keunikannya ,murid bisa jadi pelipur lara seorang guru manakala kesedihan bergelayut.
Apakah peranan seorang guru itu?
Saudara !! ., Sudah jelas panduan seorang guru. Menurut Bapak Ki Hajar Dewantoro adalah :
Ing ngarso asung tuladha .Ing madyo mangun karsa .Tut wuri handayani
Di depan seorang guru harus mampu jadi tauladan . Di tengah guru bersama -sama membangun kehendak anak didiknya .Di belakang seorang guru harus mampu mengikuti/memotivasi kehendak siswanya.
Bila aku memaknai secara bebas, bahwa disamping menjadi guru dengan standar didaktik metodiknya ,aku juga harus jadi teman akrab sekaligus bisa jadi orang tua untuk siwa -siswaku.
Mengapa ?
Seorang guru adalah pekerjaan profesional seorang manusia menghadapi manusia. Boleh juga guru disebut sebagai : Manusia Guru Manusia
Satu pekerjaan menghadapi pisik dan psikis yang komplek dan multi efek.
Guru dituntut mendidik dan mengajar dan mampu jadi seorang konsling bagi anak asuhannya .Lebih- lebih guru Sekolah Dasar , semua ditumpukan kepada guru kelas.
Sejak semula aku ingin jadi Guru Branding.Guru model bagi siswa- siwaku .Yang berperan sebagai motivator, teladan dan guru yang dikenang.
Sebagai manusia dengan segala sifat bawaan tentu menjadi guru brending adalah berat.
Ternyata cita -citaku itu berbuah .Setelah aku tahu berbagai komentar di Face Book atau Whats App , tentang diriku . Guru dari mereka yang mampu jadi kenangan yang tak terlupakan .
Tapi sebaliknya, saya juga merasa sering menjadi : musuh ,penghancur dan eksekutor yang menyakitkan bagi murid- muridku.
Semisal kisah di bawah ini :
"Suatu pagi di tahun 1984 , seperti biasa aku mengawasi senam pagi . Sejumlah 300 lebih, murid SDN Prambontergayang 02, Kecamatan Soko , Kabupaten Tuban, mengikuti senam dengan baik. Namun ada seorang anak laki -laki klas lima , setiap hari kuamati "klenga klengo". Senam sekenanya. Akhirnya kudekati dan kukatakan dengan pelan : "Senam kok mulat -mulet seperti ulat !"
Eeh...! Gak tahu besuknya tidak masuk.
Ketika kucari malah dia hilir mudik di belakang klas sambil membawa seujung carang (potongan ujung bambu). Mengancamku ! Kelihatan amat dendam.
Ternyata setelah aku cari tahu kepada Pak Madiman (seorang teman penjaga). Anak ini punya kelainan kelemahan fisik (tak sehat ) sejak kecil .
Dug ...Dug ..Dug !.. Jantungku berdenyut cepat. Aku takut, kecewa,malu dan merasa sangat berdosa pada siswaku sendiri !.