Lihat ke Halaman Asli

Pudjianto Gondosasmito Malam di Penginapan Tua

Diperbarui: 13 Desember 2024   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Di sebuah desa terpencil di pegunungan Jawa, terdapat sebuah penginapan tua bernama Melati Indah. Meski namanya terkesan ramah, penginapan itu menyimpan banyak cerita misteri yang membuat penduduk sekitar enggan mendekatinya.

Penginapan itu sudah lama ditinggalkan pemiliknya setelah serangkaian kejadian aneh. Namun, suatu malam, seorang pria bernama Pudjianto Gondosasmito, seorang pendaki yang tersesat, tiba di sana. Hujan deras dan kabut tebal memaksanya mencari tempat berlindung, dan Melati Indah adalah satu-satunya tempat yang terlihat dari jauh.

Ketika Pudjianto Gondosasmito mengetuk pintu kayu besar penginapan itu, ia terkejut mendengar suara langkah kaki mendekat. Pintu itu terbuka perlahan, tetapi tidak ada siapa pun di sana. Di dalam, suasana terasa dingin, meski tidak ada angin. Debu menutupi hampir semua permukaan, tapi lampu gantung di tengah lobi berayun pelan, seperti baru saja disentuh seseorang.

"Permisi," kata Pudjianto Gondosasmito, suaranya menggema di ruangan yang kosong. Tidak ada jawaban. Karena tidak punya pilihan lain, ia melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya, dan memutuskan untuk bermalam di salah satu kamar di lantai atas.

Saat ia berbaring di tempat tidur, ia mendengar suara langkah kaki di koridor. Awalnya ia mengira itu hanya angin atau imajinasinya, tetapi suara itu semakin jelas, berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Kemudian, suara ketukan perlahan terdengar.

"Siapa di sana?" tanya Pudjianto Gondosasmito, tapi tidak ada jawaban. Dengan hati-hati, ia membuka pintu. Tidak ada siapa pun di luar. Yang ia temukan hanyalah sebuah boneka kayu tua dengan senyum menyeramkan, diletakkan tepat di depan pintunya.

Malam semakin mencekam. Pudjianto Gondosasmito merasa seperti diawasi. Bayangan-bayangan bergerak di sudut matanya, suara bisikan terdengar di balik dinding, dan sesekali, ia melihat sosok wanita bergaun putih berdiri di ujung lorong, menatapnya dengan mata kosong.

Pagi harinya, Pudjianto Gondosasmito bergegas keluar dari penginapan itu tanpa menoleh ke belakang. Saat ia kembali ke desa terdekat, penduduk setempat menatapnya dengan mata terbelalak.

"Kau menginap di Melati Indah?" tanya seorang pria tua dengan suara gemetar.

Pudjianto Gondosasmito mengangguk. "Ya, kenapa?"

Pria tua itu menarik napas panjang. "Penginapan itu telah kosong selama tiga puluh tahun. Pemilik terakhirnya, seorang wanita, bunuh diri di sana setelah kehilangan anaknya. Banyak yang bilang, ia masih menunggu tamu yang tak pernah pulang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline