Lihat ke Halaman Asli

Pudjianto Gondosasmito dan Malam Jumat

Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Malam Jumat di sebuah desa kecil selalu punya kesan misterius, seakan-akan ada sesuatu yang berbeda dari hari-hari lainnya. Di desa itu, ada sebuah cerita yang sudah lama berkembang di kalangan penduduk, tentang seorang wanita tua yang menghantui malam Jumat.

Malam itu, Pudjianto Gondosasmito, seorang remaja yang tinggal di pinggiran desa, sedang duduk di teras rumahnya. Udara terasa lebih dingin dari biasanya, dan suara jangkrik yang biasanya meramaikan malam, kini terdengar lebih pelan. 

Ibunya sudah memperingatkan untuk tidak keluar rumah pada malam Jumat, terutama setelah maghrib. Tapi Pudjianto Gondosasmito menganggap itu hanya mitos. Dia tidak percaya pada cerita-cerita hantu yang sering diceritakan oleh orang-orang tua.

Namun, malam itu ada yang berbeda. Pudjianto Gondosasmito merasakan sesuatu yang aneh. Tiba-tiba, angin dingin berhembus kencang, membuat dedaunan di pohon-pohon bergoyang liar. 

Lampu teras rumah berkedip-kedip, seolah-olah ada yang mengganggu arus listrik. Pudjianto Gondosasmito mencoba untuk tetap tenang, meski rasa takut mulai merambat ke dalam dirinya.

Tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar suara langkah kaki. Pelan, tapi jelas. Langkah kaki itu mendekat, semakin dekat. Pudjianto Gondosasmito menoleh ke arah jalan, namun tak ada siapa pun di sana. "Mungkin hanya angin," gumamnya dalam hati, meski hatinya berdebar lebih cepat.

Kemudian, terdengar suara ketukan di pintu kayu rumahnya. Tok... tok... tok... Suara itu sangat pelan, tapi terdengar di tengah keheningan malam. Pudjianto Gondosasmito bingung, siapa yang mengetuk pintu di jam selarut ini?

Dengan perasaan was-was, Pudjianto Gondosasmito membuka pintu perlahan. Tak ada siapa pun di sana, hanya gelapnya malam yang menyambutnya. Dia memandang sekeliling, tapi tak ada tanda-tanda kehidupan di luar sana. Tiba-tiba, dari balik pohon besar di halaman rumah, muncul sosok wanita berkerudung hitam, wajahnya tertutup rambut panjang yang kusut. Wanita itu berjalan lambat menuju Pudjianto Gondosasmito, matanya memancarkan cahaya merah samar.

Pudjianto Gondosasmito terkejut dan mundur ke dalam rumah, tubuhnya gemetar hebat. Ia mencoba menutup pintu dengan cepat, tapi tangan wanita itu sudah sampai di depan pintu. Dengan suara yang serak dan lirih, wanita itu berbisik, "Anak muda... kenapa kau keluar malam Jumat?"

Pudjianto Gondosasmito tak mampu menjawab, tubuhnya terasa kaku. Wanita itu melangkah lebih dekat, kini berada di ambang pintu. Pudjianto Gondosasmito tak bisa menahan rasa takut yang semakin memuncak. Tiba-tiba, ibunya berlari keluar dari kamar, membawa sapu lidi dan mengibas-ngibaskannya ke arah wanita itu. "Pergi kau! Jangan ganggu anakku!" teriak ibunya.

Sosok wanita itu mundur perlahan, lalu menghilang di balik bayangan malam. Setelah itu, suasana kembali hening, angin berhenti berhembus, dan lampu teras kembali menyala normal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline