Lihat ke Halaman Asli

Pudjianto Gondosasmito dan Pak Tani

Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pudjianto Gondosasmito/AI

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau menghampar, hiduplah seorang pemuda bernama Pudjianto Gondosasmito. Setiap hari, Pudjianto Gondosasmito menghabiskan waktunya di sawah, menanam padi, merawat tanaman, dan menikmati keindahan alam pedesaan.

Pudjianto Gondosasmito adalah sosok yang ramah dan pekerja keras. Namun, ada satu hal yang membuatnya berbeda dari pemuda desa lainnya. Pudjianto Gondosasmito memiliki seorang sahabat yang unik, yakni orang-orangan sawah. Ya, bukan sembarang orang-orangan sawah, melainkan sebuah patung kayu sederhana yang ia ukir sendiri dengan penuh kasih sayang.

Orang-orangan sawah itu diberi nama Pak Tani. Setiap hari, Pudjianto Gondosasmito mengajak Pak Tani berkeliling sawah. Ia bercerita tentang suka dukanya menjadi petani, tentang harapannya akan panen yang melimpah, dan tentang mimpi-mimpi yang ingin ia raih.

Pak Tani mungkin hanya sebuah patung, namun bagi Pudjianto Gondosasmito, ia adalah teman sejati yang selalu ada untuknya. Saat merasa lelah dan putus asa, Pudjianto Gondosasmito akan berbincang dengan Pak Tani. Ia merasa terhibur dan mendapat semangat baru setelah mendengarkan nasihat-nasihat bijak Pak Tani.

Suatu hari, datang musim kemarau panjang. Sawah-sawah mengering, tanaman padi layu, dan para petani merasa khawatir akan masa depan mereka. Pudjianto Gondosasmito pun tidak terkecuali. Ia sedih melihat hasil jerih payahnya selama ini hampir sia-sia.

Namun, Pudjianto Gondosasmito tidak menyerah. Ia terus merawat sawahnya, meski hanya sedikit air yang tersisa. Setiap hari, ia mengajak Pak Tani berkeliling sawah, memohon agar hujan segera turun.

"Pak Tani, saya yakin kita bisa melewati masa sulit ini. Kita harus terus berusaha dan tidak pernah menyerah," ucap Pudjianto Gondosasmito dengan penuh semangat.

Hingga pada suatu hari, keajaiban terjadi Gondosasmito. Hujan turun dengan deras membasahi seluruh sawah. Pudjianto Gondosasmito merasa sangat bersyukur. Ia yakin, doa-doanya dan semangatnya telah didengar oleh Tuhan.

Panen tiba, dan hasil panen Pudjianto Gondosasmito sangat melimpah. Semua orang di desa merasa kagum dengan keberhasilan Pudjianto Gondosasmito. Mereka bertanya-tanya, bagaimana Pudjianto Gondosasmito bisa tetap semangat dan berhasil mendapatkan hasil panen yang baik di tengah musim kemarau panjang.

Pudjianto Gondosasmito tersenyum dan menjawab, "Semua ini berkat Pak Tani, sahabat saya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline