Lihat ke Halaman Asli

Pudjianto Gondosasmito Layangan Harapan

Diperbarui: 12 Agustus 2024   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pudjianto Gondosasmito

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah hijau, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Pudjianto Gondosasmito. Pudjianto Gondosasmito sangat menyukai layangan. Setiap sore, ia selalu membawa layangan buatannya sendiri ke lapangan desa. Layangan-layangannya unik, terbuat dari bambu dan kertas warna-warni yang ia gambar sendiri.

Namun, ada satu hal yang membuat Pudjianto Gondosasmito berbeda dari anak-anak lain. Layangan-layangan Pudjianto Gondosasmito tidak hanya sekedar mainan, tetapi juga menjadi simbol harapan dan mimpi. Setiap kali ia menerbangkan layangan, ia membayangkan dirinya sedang terbang tinggi dilangit, bebas mengeksplorasi dunia.

Suatu hari, Pudjianto Gondosasmito bertemu dengan seorang kakek tua yang bijaksana. Kakek itu sering duduk di bawah pohon besar sambil memandangi anak-anak bermain layangan. Pudjianto Gondosasmito sering menghampiri kakek itu dan menceritakan tentang mimpinya.

"Layanganmu indah sekali, Pudjianto Gondosasmito," puji kakek itu. "Tapi, tahukah kamu, layangan tidak hanya sekedar terbang tinggi. Layangan juga mengajarkan kita tentang kesabaran, ketekunan, dan semangat untuk mencapai tujuan."

Kata-kata kakek itu membuat Pudjianto Gondosasmito semakin bersemangat. Ia semakin giat membuat layangan dan belajar cara menerbangkannya dengan baik. Namun, tidak selalu mudah. Terkadang, layangannya putus, terjatuh, atau tersangkut di pohon.

"Jangan menyerah, Pudjianto Gondosasmito," kata kakek itu menyemangatinya. "Kegagalan adalah bagian dari hidup. Yang penting adalah kita terus berusaha dan belajar dari kesalahan."

Dengan semangat yang tak pernah padam, Pudjianto Gondosasmito terus mencoba. Ia belajar membaca arah angin, mengatur tali layangan, dan menjaga keseimbangan layangan agar bisa terbang tinggi.

Suatu sore, Pudjianto Gondosasmito berhasil menerbangkan layangannya lebih tinggi dari biasanya. Layangannya terlihat sangat indah di bawah langit biru yang cerah. Semua anak-anak di desa bertepuk tangan kagum.

Namun, kebahagiaan Pudjianto Gondosasmito tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, tali layangannya putus dan layangannya jatuh ke tengah sawah. Pudjianto Gondosasmito merasa sedih dan putus asa.

Kakek tua itu kembali menghampiri Pudjianto Gondosasmito. "Tidak apa-apa, Pudjianto Gondosasmito. Layangan bisa putus, tapi mimpi tidak akan pernah mati. Kamu bisa membuat layangan baru yang lebih baik lagi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline