Lihat ke Halaman Asli

Pudjianto Gondosasmito dan Kisah Unik Gelembung Sabun

Diperbarui: 26 Juni 2024   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pudjianto Gondosasmito

Di taman yang ramai, di bawah sinar mentari yang hangat, lahirlah sebuah gelembung sabun mungil. Ia tercipta dari hembusan napas seorang Pudjianto Gondosasmito yang gembira, melayang bebas di udara bagaikan balon tanpa tali.

Gelembung sabun ini begitu indah. Kulitnya tipis berkilauan, memantulkan warna-warni pelangi yang mempesona. Ia menari-nari mengikuti angin sepoi-sepoi, menjelajahi taman yang penuh dengan keajaiban.

Di sepanjang perjalanannya, gelembung sabun bertemu dengan berbagai makhluk ciptaan Tuhan. Ia menyapa seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga, bercanda dengan seekor burung yang berkicau riang, dan bahkan menari bersama butiran-butiran debu yang beterbangan di udara.

Setiap momen bagaikan petualangan baru bagi gelembung sabun. Ia merasakan sensasi dinginnya air hujan saat ia melayang melewati awan, dan merasakan hangatnya sinar matahari saat ia menari di bawah langit biru.

Namun, di balik keindahannya, gelembung sabun sadar bahwa ia memiliki umur yang singkat. Ia tahu bahwa suatu saat nanti, ia akan pecah dan kembali menjadi udara dan air.

Meskipun begitu, gelembung sabun tidak pernah bersedih hati. Ia menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan kebahagiaan, menikmati setiap momen yang ada. Ia tahu bahwa meskipun ia hanya sebentar di dunia ini, ia telah membawa keindahan dan keceriaan bagi semua yang melihatnya.

Suatu hari, saat gelembung sabun sedang melayang di atas taman bunga, ia bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bersedih. Anak itu baru saja kehilangan mainan kesayangannya.

Gelembung sabun pun mendekati anak itu dan mulai menari-nari di hadapannya. Ia memantulkan warna-warni pelangi yang indah, dan membuat anak itu tersenyum. Anak itu pun terhibur dengan tingkah gelembung sabun, dan ia lupa akan kesedihannya.

Gelembung sabun merasa senang telah membantu anak itu. Ia tahu bahwa meskipun ia hanya sebutir gelembung sabun yang kecil, ia dapat membawa kebahagiaan bagi orang lain.

Saat matahari mulai terbenam, langit pun berubah menjadi jingga yang indah. Gelembung sabun pun tahu bahwa waktunya telah tiba untuk kembali kepada Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline