Langkanya Dokter Pengawak Kapal Selam
Oleh : Pudji Widodo
Pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai 332
Denpasar, 10 Januari 2018 tepat pukul sepuluh, Lettu dr. syamsul melaporkan bahwa seremoni pengukuhan KRI I Gusti Nurah Rai (IGN) 332 telah selesai. Upacara tradisi TNI AL yang dilaksanakan di dermaga Pelabuhan Benoa Denpasar ini berlangsung aman. Satu-satunya acara tambahan hanyalah drama tari perjuangan Pahlawan Nasional Letkol I Gusti ngurah Rai yang gugur dengan heroik saat memimpin pertempuran puputan Margarana.
Ini adalah kali ketiga nama pahlawan Bali tersebut disematkan untuk kapal perang RI. Pada masa orde lama nama IG Ngurah Rai digunakan oleh Fregat Kelas Riga buatan Uni Soviet. Selanjutnya pada masa orde baru nama tersebut dipergunakan untuk KRI Ngurah Rai 344, yang merupakan kapal bekas USS McMorris jenis Destroyer Escort buatan Amerika Serikat. KRI Ngurah Rai 344 bertugas di TNI AL dari tahun 1974 sampai pensiun 2003. Dua kapal yang sudah purna tugas maupun yang baru, semuanya termasuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Armada RI.
Kami bergeser menuju KRI IGN 332 dan meninggalkan dua paramedis di Pos Kesehatan Utama. Peralatan medis di Pos Kesehatan tidak kami kemasi untuk mengantisipasi kasus kegawatdaruratan dan kecelakaan kerja, meskipun acara berikutnya di tengah laut. Demikian pula tiga ambulan tetap berada di kawasan dermaga. Di longue room perwira KRI IGN 332 telah menunggu AKBP dr. Agung, Sp. F dari Biddokkes Polda Bali yang membantu melaksanakan pemeriksaan food security (rikfoodsec) semua jenis menu yang disajikan kepada tamu yang on board di kapal. Sedang untuk sajian makanan di dermaga rikfoodsec dilaksanakan oleh teman-teman dari Kesdam IX / Udayana.
Lettu dr. Syamsul dan perawat Serka Suwandi segera menata peralatan untuk pemeriksaan kesehatan prapenyelaman. Tak lama kemudian Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menlu Retno Marsudi, Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Kasad Jenderal TNI Mulyono bergantian menjalani pemeriksan kesehatan. Seluruh pejabat tersebut telah mengenakan seragam sweater hitam khas personel kapal selam, karena akan mengikuti penyematan Brevet Hiu Kencana; lencana kualifikasi khusus prajurit kapal selam.
Dengan Sea Rider Kopaska, seluruh pejabat tinggi tersebut kemudian menuju ke KRI Nagapasa 403 (NPS) yang telah menunggu di tengah laut sebagai lokasi upacara tradisi TNI AL. Di dalam kapal selam tersebut telah siap Kolonel Laut (K) dr. Herjunianto, spesialis penyakit dalam dan berkualifikasi dokter kapal selam bersama bintara kesehatan KRI NPS 304. Dalam susunan daftar personel pengawak kapal selam TNI AL selalu terdapat paramedis, sedang dokter kapal selam terlibat dalam hal-hal khusus dan umumnya bertugas di kapal tender kapal selam (submarine tender). Kapal tender adalah induk semang yang berfungsi untuk melayani semua kebutuhan logistik, perawatan dan perbaikan kapal selam.
Dokter kapal selam dan dokter kesehatan penyelaman
Lettu dr. Syamsul sehari-hari bertugas di Dinas Kesehatan Koarmatim. Pada tahun 2013 yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan brevet Calon Awak Kapal Selam. Saat saya bertugas di Koarmatim, Diskes Koarmatim sempat diperkuat dua dokter kapal selam, yaitu Kapten dr. Bangun Pramudyo dan Kapten dr. Toni. Ketika dr. Syamsul lulus pendidikan kualifikasi kapal selam, kedua dokter tersebut melanjutkan pendidikan dokter spesialis. Tinggal dr. Syamsul sendiri mengikuti operasi dan latihan yang melibatkan kapal selam di tingkat Koarmada, TNI AL maupun Latgab TNI.