Lihat ke Halaman Asli

Pudji Widodo

TERVERIFIKASI

Pemerhati Kesehatan Militer.

Di Kaki Tugu Khatulistiwa

Diperbarui: 2 Juni 2021   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugu khatulistiwa, di Sinei Kab. Parigi Moutong, sumber: pesonawisata.sultengprov.go.id

Oleh: Pudji Widodo

Di kaki tugu khatulistiwa aku bertanya,
Mengapa ada yang menyuarakan kami dari pada kita.
Menegaskan batas identitas,
Coba patahkan rantai emas, pengikat mutu manikam nusa.

Di kaki tugu khatulistiwa aku gelisah,
Ketika atap rumah bangsaku goyah.
Sebagian taruna lupa sejarah,
Kita pernah sumpah setumpah darah.

Di kaki tugu khatulistiwa aku resah,
Ketika pagar rumah bangsaku goyah.
Dihantam para pengaku paling beriman.
Lupa kita bersama di kebun dan taman,
Menanam tunas cita keindonesiaan.

Di kaki tugu khatulistiwa aku mengeluh,
Ketika tiang rumahku bangsaku merapuh.
Digoyang sesaudara angkuh,
Tak ingin kebhinekaan utuh.

Di kaki tugu khatulistiwa aku sangsi,
Ketika pondasi rumah bangsaku tergerus erosi.
Terhantam arus pemecah belah,
Hegemoni adi daya terus berulah.

Di kaki tugu khatulistiwa aku masih punya asa,
Kita pernah bersama kibarkan merah putih Dwiwarna.
Satu barisan bersemangat kukuh
Merobek kain biru di puncak gedung musuh.
Dalam dentum meriam kita menjadi tumbal,
Menumbangkan angkuhnya kolonial.

Di kaki tugu khatulistiwa aku tetap mengingat,
Kita bisa tetap bersatu kuat.
Dengan Pancasila adalah simpul pengikat.
Warisan pendiri bangsa,
Digali dan lahir untuk nusantara Indonesia (pw).

Pudji Widodo,

Sidoarjo, 01062022 (78)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline