Oleh : Pudji Widodo
Peringatan dr. Li Wenliang di akhir tahun
Pada awal Januari 2020, cuaca kota Wuhan seperti wilayah lainnya di Provinsi Hubei, dingin berkisar 1 sampai 7C (www.accuweather.com),<1>. Biasanya prevalensi influenza musiman meningkat pada cuaca seperti ini. Namun ada yang tidak biasa dalam pengamatan dr. Li Wenliang yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.
Di tengah dinginnya akhir tahun, Li Wenliang sempat mengamati adanya beberapa kasus pasien yang gejala klinisnya menurut dia mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang mewabah pada tahun 2003.
Seluruh pasien yang diamati LI Wenliang, memiliki riwayat yang berhubungan dengan Pasar Seafood Huanan di Wuhan dan dirawat di unit gawat darurat (kompas.com, 7/2/2020)<2>.
Hal ini membuat dr. Li Wenliang pada tanggal 30 Desember 2020 melalui percakapan online memperingatkan sesama dokter untuk mewaspadai adanya wabah. Dokter Li juga menyarankan mereka memakai alat pelindung diri (APD) untuk mencegah infeksi. Dokter Li sendiri akhirnya menjalani rawat inap selama 25 hari, dengan kondisi klinis yang makin memburuk.
Sebagai dokter spesialis mata, merupakan hal yang biasa bagi dr. Li untuk kontak dan memeriksa pasiennya pada jarak yang sangat dekat. Menurut penulis, saat dr. Li mulai sakit dia telah memikirkan kemungkinan adanya transmisi antar manusia seperti yang dialaminya. Dia menduga kondisinya mungkin akibat tertular dari salah seorang pasiennya. Jadi bukan hanya zoonosis dari pasar seafood Wuhan. Peringatan dr. Li agar para teman sejawatnya mewaspadai kemungkinan ancaman wabah mendapat tanggapan negatif dari pejabat publik.
Sehari setelah unggahannya beredar di medsos yang menurut pejabat publik dikategorikan komentar palsu, pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di kota Wuhan.
Laporan ini tersirat relevan dan mendukung peringatan dr. Li. Pada tanggal 7 Januari 2020, Tiongkok mengidentifikasi virus pneumonia sebagai jenis atau galur baru coronavirus dan disebut dengan nama sementara sebagai "novel coronavirus" (nCov). Pada akhir Januari dr. Li Wenliang dinyatakan konfirmasi positif virus baru, masih dengan nama nCov, karena WHO memberi nama resmi SARScoV-2 pada tanggal 12 Februari 2020.
Kekhawatiran dan saran kewaspadaan yang diinformasikan dr Li kepada para sejawatnya akhirnya menjadi kenyataan. Pemerintah Tiongkok mengumumkan keadaan darurat akibat wabah pada tanggal 20 Januari 2020,