Lihat ke Halaman Asli

Pudji Widodo

TERVERIFIKASI

Pemerhati Kesehatan Militer.

Pengamatan Superficial Profil Organisasi Kerajaan Fiktif

Diperbarui: 6 Februari 2020   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentas grup drama tradisional ketoprak Kelana Bhakti Budaya dengan adegan situasi kerajaan (sumber : m.solopos.com, 6/8/2013)

Kisah si baju loreng dan baretnya


*Oh oh indah sekali,
Duduk di pinggir pantai,
Sambil kukenangkan - kisah si baju loreng.
*Seorang anggota ABRI,
Memakai baju loreng,
Lengkap dengan baretnya,
Aduh gagah perkasa.
*Sangat menawan hati,
Kebanggaan seluruh bangsaku,
Dia yang kukagumi,
Akan kukenang jasamu.


Apakah para pembaca Kompasiana mengenal dan bisa menyanyikan lirik lagu tersebut di atas? Ya itu adalah lirik lagu berjudul "Kisah Si Baju Loreng" yang dipopulerkan Lilis Suryani.  Bagi generasi muda 1960 -1970, tentu mengenal lagu ini yang cocok dengan situasi nasional di mana seluruh elemen bangsa saat itu yang sedang memusatkan perhatian kepada instruksi Trikora Presiden Soekarno untuk merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda.

Bukan hanya Irian Barat, PresIden Soekarno juga menggeloprakan semangat Dwikora untuk menggagalkan pembentukan negara Malaya. Pencipta dan penulis lirik lagu "Kisah si Baju Loreng" berperan serta dalam operasi Trikora bukan secara fisik seperti pasukan ABRI, tetapi dengan talentanya mencipta lagu yang dapat menggelorakan semangat bela negara.

Sosok prajurit berseragam loreng dan berbaret dalam lagu Lilis Suryani menurut penulis adalah representasi prajurit ABRI berkualifikasi khusus yang bertugas masuk ke daerah operasi dengan berbagai metode infiltrasi.

RPKAD, Korps Caduad (Cadangan Umum Angkatan Darat) yang lalu menjadi "Kostrad", Satuan Kapal Selam, KKO AL, Kopasgat dan Menpor Brimob Polri adalah satuan-satuan pelaku utama yang mengukir sejarah penegakan kemerdekaan. Masyarakat mengenali satuan tersebut dari uniform khas dengan tutup kepala baret sebagai identitas korps dan kesatuan.

Dinamika politik dekade tersebut juga ditandai dengan lahirnya ormas onderbouw partai maupun binaan ABRI yang bersifat paramiliter. Romantika sejarah rupanya terbawa hingga kini, tampilan  ormas satgas partai bak tentara pasukan khusus yang menggunakan seragam kamuflase dengan tutup kepala baret warna warni persis satuan TNI.

Bahkan KSAU pun pada tahun 2016 sampai bersurat kepada dua kementerian karena pegawainya mengenakan pakaian dinas yang mirip seragam personel TNI AU.  

Namun selain ormas resmi, kini penampilan military style juga muncul sebagai bagian dari Fenomena Kerajaan Fiktif dan beberapa "kelompok halu". Tahun 2014, aparat Denpom I Medan menangkap 3 orang Jenderal PBB Gadungan, salah satu diantaranya  berseragam Pati berbintang 4 lengkap dengan baret biru PBB dan mengaku dari The Peace Keeping Force Council of The Southeast Asia/PKFCSEA (m.detik.com 27112014).

Dalam website PKFCSEA, tercantum foto sang jenderal dengan slogan "To build the world, the new emerging forces". Empat tahun kemudian viral di media sosial foto pimpinan kelompok Kasultanan Selaco Tasikmalaya,  juga mengenakan uniform bergaya militer mirip TNI AD, lagi-lagi dengan baret biru. 

Nah yang terakhir kelompok Sunda Empire, lagi-lagi tutup kepala baret biru digunakan kelompok ini sebagai identitas Kekaisaran Matahari. Dalam diskusi di forum Indonesian Lawyer Club (ILC), salah satu petingginya dengan jabatan Sekretaris Jenderal terus terang mengaku berpangkat Letnan Jenderal NATO.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline