Lihat ke Halaman Asli

Pudji Widodo

Pemerhati Kesehatan Militer. Pensiunan.

Cermin Ajaib Istana Raja

Diperbarui: 20 Oktober 2024   04:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menjelang Raja turun tahta, para abdi mengemas perkakas istana.
Raja mulia bertitah, hanya miliknya yang akan dibawa.
Cermat para abdi bekerja,
Memilah perkakas perbendaharaan negara.

Satu cermin terpasang di ruang utama,
Tidak termasuk perkakas yang diusung.
Berbingkai kayu diukir pengrajin ternama.
Di depan cermin abdi menjadi bingung.

Bukan muncul wajah abdi yang pucat.
Namun gambar berputar aneka peristiwa.
Tentang raja dipuja juga dihujat.
Tentang jalan, pasar, bendungan, juga cerdik cendekia kecewa.

Abdi melepas cermin dari penggantung.
Di sisi belakang tersemat kalimat diukir halus.
Abdi istana mengerti tak lagi bingung.
Di hati dia mengeja kata : hanya untuk yang jujur dan tulus.

Kini abdi memahami alasan cermin tidak dikemas.
Agar raja berikutnya dapat melihat diri yang pantas.
Semua peristiwa dan catatan titah hikmat dan bernas,
Dinilai oleh rakyat yang cerdas.

Abdi istana kembali memasang cermin,
Akan jujur dan tulus dia berjanji tetap berani.
Dia bergumam apakah di sini raja pernah bercermin?
Entahlah, karena masih ada cermin nurani.

Pudji Widodo,
Sidoarjo, 20102024 (187/129) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline