Foto menjadi pengingat nostalgia.
Juga menjadi pemacu doa.
Bersyukur untuk semua yang kita lewati dan yang sedang kita jalani.
Juga memohon pertolongan untuk masa depan yang diijinkan Tuhan kita alami.
Seraya berserah kepada Tuhan, di tangan-Nya kita meletakkan harapan.
Kenangan dan cerita adalah yang tersisa.
Melekat dalam ingatan mereka yang terkait peristiwa.
Seperjuangan, sependeritaan, sepenanggungan dan bersama dalam bahaya, bahagia; kebanggaan dan kehormatan.
Kita Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda.
Bersama mencari solusi, kita lalui masa-masa sulit.
Di tengah tantangan medan, ancaman milisi dan penyakit.
Demi harum nama bangsa dan damai dunia.
Kita lewati area berbahaya,
Di jalur Bunia, Idohu, Komanda, Eringeti dan Beni.
Titik-titik panas Provinsi Kivu Utara.
Yang membuat kita setia dalam doa.
Berharap kembali ke tanah air utuh bertemu keluarga.
Waktu terus bergerak, dan kini masing-masing terus membuat jejak.
Sementara kita terpisah oleh jarak.
Di mana pun kita berada, seutas kenangan mengikat kita.
Saling mendoakan dalam kebaikan,
Melanjutkan hidup di sepanjang usia yang dikaruniakan Tuhan.
Hidup yang berguna dan menjadi berkah bagi keluarga, masyarakat dan bangsa.
Sebagai bekal kelak di keabadian.
Bakti tanpa akhir, hingga salvo menyalak hormat. Garuda.
Pudji Widodo,
Pusdikzi TNI AD, Bogor, 28012023 (133).
Reuni Satgas Kompi Zeni TNI Garuda XX-B/MONUC, Republik Demokratik Kongo 2004-2005.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H