Jejak perubahan pakaian matros
Sehari setelah pelaksanaan upacara Parade dan Defile HUT TNI 5 Oktober 2023 di kawasan Monas, seorang Perwira Pertama (pama) TNI AL yang bertugas sebagai Komandan Kompi Upacara mengunggah foto di status Whatsapp. Pama tersebut berpose bersama anggota Batalyon Upacara-1 yang menjadi bagian dari Brigade Upacara III TNI AL.
Pasukan Brigade Upacara III TNI AL terdiri dari Batalyon-1 mewakili Kotama Armada RI, Batalyon-2 mewakili Korps Marinir, dan Batalyon Upacara-3 mewakili Kotama Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).
Saat itu Batalyon-1 tamtama pelaut TNI AL mengenakan pakaian seragam putih warna universal angkatan laut model "sailor collar," topi dop kelasi dan sepatu lars terbalut leg wraps. Sedang dua batalyon lainnya mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) parade loreng marinir dan loreng TNI AL.
Sayang upaya saya untuk mendapatkan foto dokumentasi seragam unik tamtama TNI AL dari berbagai media tidak berhasil. Para tamtama TNI AL dengan pakaian khas pelaut itu oleh generasi kakek nenek saya disebut dengan istilah matros.
Mengapa saya perlu mendokumentasikan tampilan para matros TNI AL? Pilihan fesyen militer untuk para tamtama TNI AL ini bagi saya mengandung makna penting.
Terakhir kali pakaian dinas upacara seperti itu lengkap dikenakan para tamtama pelaut pada upacara HUT TNI di Surabaya tahun 2004. Bertindak sebagai inspektur upacara Presiden Megawati Soekarnoputri.
Pakaian seragam tersebut juga dikenakan pada upacara HUT TNI 2002 yang sederhana di Mabes TNI Cilangkap. Saya mengingatnya karena saya saat itu bertugas sebagai tim medis. Lebih dari dua dekade kemudian saya baru melihat pakaian yang sama dikenakan lengkap kembali.
Setahun kemudian, beruntung saya membaca media antaranews.com yang mewartakan upacara HUT TNI AL 10 September 2024 di jajaran Koarmada-2 Surabaya.