Lihat ke Halaman Asli

Rumah Impian

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Honey,

Tiba-tiba saja ingin aku bercerita banyak kepadamu, tentang sebuah harapan - impian masa depan. Pagi itu, bulan September tahun 2018, aku duduk di kursi teras sebuah rumah. Engkau duduk disampingku, segelas teh hangat kita minum berdua sambil berbincang memandangi pekarangan depan rumah kita.

Tampak bunga-bunga cantik bermekaran berjajar rapi, indah sekali seindah dirimu saat menyiraminya setiap pagi. Semilir angin menari-narikan bunga-bunga melambai seperti tersenyum kearah kita. Alangkah bahagianya saat itu.

Dari pekarangan itu, bila kita menengok ke atas, tampak teleskop mungil di balik kaca jendela lantai dua yang dalam posisi menghadap langit. Kita biasa menggunakan teleskop itu di sabtu malam, Kalau sedang beruntung kita bisa melihat benda-benda angkasa terang yang bergerak perlahan ke utara dan selatan, indah sekali.

Sebelum ini, tak pernah terbayangkan sedikitpun tentang rumah impian kita. sesuatu yang tampak dipaksakan di tahun 2012 ini. Bagaimanapun, berapa puluh juta atau bahkan sampai ratusan juta musti harus disiapkan?. Sementara saat ini?, seperti mendesak harus segera direncanakan dan dialokasikan anggaran khusus untuk dapat meraihnya.

Aku merasa cemas. Aku cemas karena takut tak dapat mewujudkan rumah impian kita dan karena beban perasaan yang hingga kini belum dapat aku sampaikan. Engkau bagaikan bidadari, begitu mempesona dan menginspirasi. Tak mudah bagiku untuk menukarnya dengan yang lain. Dan, kenyataan bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan membuatku selalu berharap semoga engkaulah tulang rusukku.

"Aishh...!" "Ataukah sebaiknya aku menyerah saja, melupakan keinginan memiliki rumah impian itu bersamamu."

Tapi agaknya hati kecil ini tidak bisa melepasnya begitu saja. Rasa ini menyakinkanku bahwa esok kita akan bersama membangun keluarga ideal yang tenteram, penuh cinta, harapan dan kasih sayang dalam sebuah rumah impian.

Simulasi Budget & Kredit Pemilikan Rumah

Ada pepatah mengatakan bahwa failing to plan is planning to fail. saat ini bulan juni, tahunnya masih 2012. Gagal merencanakan berarti merencakan kegagalan. Aku tak ingin mengubur hidup-hidup rumah impian itu. aku mulai mengubah impian itu dalam bentuk tabel dan angka-angka hari yang musti aku kejar untuk mewujudkannya bersamamu.

Simulasi Budget & Kredit pemilikan rumah yang aku temukan dalam salah satu situs perbankan banyak membantu memberi gambaran dalam merealisasikan rumah impian kita. Luas tanah, luas bangunan, harga rumah, uang muka yang harus dialokasikan, jangka waktu, angsuran dan semua yang diperlukan dalam mewujudkan sebuah rumah impian telah dirumuskannya kedalam satu aplikasi yang interaktif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline