Lihat ke Halaman Asli

Swasembada Pangan di Indonesia

Diperbarui: 12 November 2018   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara FOTO

Di era sekarang swasembada pangan di Indonesia sangatlah jauh dari cukup. Contoh saja kedelai, kebutuhan kedelai di Indonesia sangat tinggi dibanding dengan produktifitasnya. Seiring bertambahnya waktu lahan pertanian di Indonesia semakin menyempit, hal ini sangat mempengaruhi produktifitas kedelai.

Kedelai sendiri menjadi salah satu komoditas unggulan, setelah padi dan jagung. Apalagi kebutuhan industri pangan dalam negeri terhadap komoditas tersebut cukup tinggi. Berdasarkan data dari (BALITKABI) saat ini rata-rata sebanyak 2,3 juta ton biji kering/tahun. Sementara, produksi dalam negeri rata-rata lima tahun terakhir sebesar 982,47 ribu ton biji kering atau 43% dari kebutuhan. Maka dari itu pemerintah sekarang mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan kedelai yang belum tercukupi.

Berbagai macam usaha pemerintah telah dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pangan kedelai. Dari target swasembada kedelai tahun 2017 lalu diundur menjadi 2018 kemudian diundur lagi 2020. Hal itu masih sangat rumit mengingat lahan kedelai yang semakin menyempit. Pemerintah sudah berupaya membuka atau menyediakan lahan baru tetapi masih saja kebutuhan kedelai belum tercukupi.

Maka dari itu hal yang harus dibenahi adalah dengan memperbaiki cara penanaman dan memilih varietas kedelai yang terbaik. Dengan kombinasi antara perlakuan varietas dan jarak tanam tertinggi terdapat pada varietas Detam pada jarak tanam 40 x 15 cm. Berat biji tertinggi dicapai oleh kombinasi varietas Detam-1 dengan jarak tanam 40 x 15 cm, yaitu sebesar 2430,94 kg/ha (2,4 ton/ ha). Tingginya hasil tersebut didukung oleh faktor tinggi tanaman panen, jumlah polong isi pertanaman dan jumlah buku subur/tanaman terbanyak. Sedangkan varietas Cikurai dengan jarak tanam 40 x 30 cm memiliki produksi terendah, yaitu 1040,04 kg/ ha (1,04 ton/ha).

Peningkatan jarak tanam dan penambahan dosis pupuk P dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah polong, dan jumlah polong isi per tanaman. Pemupukan fosfor dalam tanah menyebabkan tanah jenuh fosfor, semakin besar jarak tanam maka unsur yang tersedia terutama fosfor juga semakin banyak sehingga unsur yang terserap oleh tanaman kedelai juga semakin tinggi. Semakin tinggi serapan unsur hara oleh tanaman terutama fosfor maka semakin tinggi tanaman, dengan buku subur yang makin banyak, sehingga semakin banyak jumlah polong isi per tanaman yang terbentuk.

Dengan memperbaiki cara penanaman dan memilih varietas kedelai yang terbaik. Maka diharapkan produktivitas dan mutu benih kedelai di Indonesia meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan kedelai di negeri sendiri. Diharapkan pemerintah juga memberi dukungan sehingga swasembada kedelai ini dapat terrealisasikan dengan baik. Sehingga kebutuhan akan kedelai impor dapat dikurangi dan dapat mensejahterakan petani kedelai di Indonesia.

***

PUSTAKA

http://ejournal.umm.ac.id




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline