Lihat ke Halaman Asli

Julian Natanael F.S

Jurnalis SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Cahaya di Tengah Kemiskinan

Diperbarui: 7 Mei 2024   08:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pinggiran kota yang sunyi,
Dihimpit kegelapan malam yang hening,
Terbaring sebuah rumah kecil nan remang,
Di sana, kemiskinan menggeliat memang.

Lemahnya nyala lampu yang redup,
Menyiratkan cerita tentang hidup,
Di balik jendela, bayang-bayang tak berujung,
Menatap langit yang kelam, tak terucap satu kata pun.

Anak-anak kecil, mata yang lelah,
Berlarian di lorong-lorong sempit, penuh derita,
Dalam tangisan mereka, terdengar getar getir,
Meratapi nasib, menghadapi hari demi hari.

Pintu rumah terbuka, tak ada harta yang berlimpah,
Hanya selembar tikar sebagai alas,
Di pojok gelap, terbaring seorang tua renta,
Menghitung hari-hari yang tak bersahabat, hampa.

Kemiskinan, sebuah kisah pilu yang tak terhingga,
Merintih di setiap sudut, di tiap detik mengalir,
Namun, di antara segala penderitaan yang menghimpit,
Terbitlah kekuatan, harapan yang tak pernah padam, bersemi.

Meski dalam kemiskinan, jiwa tetap tegar berdiri,
Mengarungi gelombang kesulitan, meraih impian yang nyata,
Sebuah puisi tentang kemiskinan, bukanlah cerita kelam semata,
Tapi juga tentang kegigihan dan keberanian, melangkah menuju cahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline