Lihat ke Halaman Asli

Apakah Orang Indonesia Masih Punya Rasa Saling Menghargai...?

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seandainya manusia masih menghargai yang namanya kasih sayang dan cinta antar sesama mahkluk Tuhan, mungkin banyak hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi dan banyak kekerasan yang terjadi menjadi berkurang.

Saat ini dikota yang saya tempati hampir semua manusianya (Termasuk saya mungkin) tingkat moralitasnya sudah sangat – sangat rendah. Tidak adanya rasa saling menghargai dan mencoba untuk saling menghormati sesama, merupakan bukti nyata bahwa manusia jaman sekarang jauh lebih “BEJAT” moralnya di banding BINTANG buas sekalipun.

Baru – baru ini saya mengalami  hal yang sangat tidak enak, waktu itu saya sedang berjalan didaerah ancol dengan tiba – tiba mobil matic yang saya kendarai saat sedang mengantri di pintu keluar ancol dengan kondisi porseneling di ‘D’ yang otomatis saya menginjak rem agar si mobil tidak melaju kedepan di tabrak oleh kijang inova dari belakang, spontan saya kaget dan memindahkan posisi porseneling menjadi netral dan saya turun. Dengan berlaga bak seorang jagoan orang yang menabrak saya langsung bilang “Alah cuma ketabrak sedikit aja ga ada lecet, coba majukan sedikit mobilnya”.. Saya mencoba memajukan mobil saya sedikit, memang tidak ada kerusakan parah dan hanya sedikit lecet terjadi pada bumper mobil saya dan dia langsung ngotot bahwa dia tidak salah.. Akhirnya karena berpikiran akan membuat semua orang marah karena kemacetan yang saya timbulkan saya mencoba untuk menyelesaikan urusan tabrak belakang ini di luar pintu ancol. Saya mencoba memarkir mobil saya di tempat yang agak sepi dan di ikuti oleh si pengendara inova, baru saja saya turun dari mobil orang itu langsung meminta SIM saya bak dia seorang POLISI. Saya pun yang merasa tidak bersalah langsung mengeluarkan SIM saya. Dan dia mencoba menyodorkan uang Rp. 200rb rupiah dengan asumsi itu sama asuransi pasti di ganti (Apakah MORAL bangsa INDONESIA itu MORAL tukang SUAP) Akhirnya saya marah karena dia mencoba untuk tidak meminta maaf dan berpikiran kalo dengan uang 200rb semua akan beres.. Dan yang lebih konyolnya lagi dia dengan tiba – tiba memukul saya dan saya yang memang pada jaman sekolah hobi dengan yang namanya berkelahi mencoba melawannya tetapi saya mulai berpikir “kasian dia orang tua saya yang muda mending mengalah” tapi karena dia terus mencoba memukul saya dan tidak kena – kena dan saya kesal akhirnya satu tendangan tepat mengenai bagian vital pada diri orang itu. Dan perkelahian itupun di leray oleh orang – orang sekitar yang melihat. Dia masih emosi terhadap saya dan penumpang yang ada di dalam mobil dengan tiba – tiba berbicara “Halah kamu yang salah kenapa kamu nendang dia?” dan saya pun berkata dengan keras WHAT THE FUCK!!!!!

Sorry dalam cerita ini agak sedikit rasis menurut saya si orang yang berada di dalam mobil (sekitar 4 orang) dan berasal dari orang keturunan itu tidak berani dan mencoba sembunyi dalam lindungan bahwa dia tidak ikut – ikutan dalam kejadian ini dan salah si pengemudi, TAPI TOLONG menurut saya mereka tidak perlu mengeluarkan statment bahwa mereka tidak salah. Dan sorry ternyata orang yang baku hantam dengan saya ternyata hanya orang tua dengan emosi yang sangat tinggi dan saya pikir dia orang yang sangat BODOH karena tidak bisa membedakan antara MENABRAK dan DITABRAK.

Pada cerita ini saya hanya bertanya, kemana KATA MAAF yang seharusnya dapat terucap dengan mudah dari mulut dan hati seseorang yang memang bersalah…? Apakah di INDONESIA khususnya JAKARTA kata MAAF itu mahal harganya dan tidak mau mengakui kalau dirinya salah..? Apakah dengan UANG saat ini manusia mencoba meminta maaf? Benar – benar sampai kapanpun negara ini saya bilang BUKAN negara yang MERDEKA.

Sampai terjadi PERANG DUNIA ke 3 mungkin orang INDONESIA baru akan sadar kalau mereka satu dengan yang lainnya saling membutuhkan dan harus saling berpegangan tangan, Maka cobalah untuk menghargai dan melihat diposisi mana kita berdiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline