Pertanian merupakan salah satu sektor penting yang ada di Indonesia. Pertanian menyediakan kebutuhan esensial manusia seperti pangan. Sektor pertanian di Indonesia masih dihadapi dengan beberapa masalah klasik yang sampai saat ini masih belum dapat teratasi secara efektif. Masalah-masalah klasik yang dihadapi oleh petani Indonesia yaitu masalah modal, kesejahteraan petani yang tidak terjamin hingga masalah pendistribusian hasil panen. Masalah-masalah tersebut menjadi salah satu hambatan kemajuan pertanian yang ada di Indonesia (Santosa dkk., 2017).
Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam pertanian. Pertanian tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya modal. Petani membutuhkan modal untuk membeli faktor produksi lainnya seperti bibit, pupuk dan pestisida. Permasalahan yang sering dihadapi oleh petani khususnya petani padi adalah modal.
Padi merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, hal tersebut mengharuskan petani mengembangkan usahataninya dengan modal yang tidak maksimal. Petani padi sulit untuk mendapatkan modal agar komoditas padi yang ditanam dapat tumbuh secara optimal. Terutama petani padi yang mengembangkan usahatani di pedesaan (Ikhsan dkk., 2016).
Petani padi membutuhkan modal untuk usahatani komoditas padi. Modal merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk mengembangkan pertanian komoditas padi. Usahatani komoditas padi di pedesaan masih kesulitan mendapatkan modal. Kesulitan dalam mendapatkan modal dikarenakan kelembagaan yang ada di desa masih belum bisa bekerja secara optimal. Salah satu kelembagaan yang ada di desa adalah gapoktan.
Gapoktan yang ada di pedesaan belum bisa bekerja secara maksimal terhadap anggota-anggotanya. Kesulitan modal dialami oleh petani yang memiliki lahan usahatani yang sempit dan juga petani yang melakukan usahatani dengan menyewa lahan. Petani padi yang memiliki lahan sempit akan mendapatkan hasil panen yang rendah.
Pendapatan yang rendah juga dialami oleh petani yang menyewa lahan pertanian karena petani padi harus membagi hasil pendapatan panen dengan pemilik lahan yang sebenarnya. Hal tersebut menyebabkan petani padi akan semakin kesulitan untuk mendapatkan modal kembali (Ikhsan dkk., 2016).
Permasalahan lain yang dialami petani padi adalah tingginya bunga pinjaman pada lembaga nonbank untuk biaya modal. Hal itu menyebabkan petani berpikir dua kali lipat untuk meminjam modal usahatani di lembaga nonbank. Bunga yang terlalu tinggi tidak bisa mengembalikan modal usahatani khususnya bagi petani kecil di pedesaan.
Petani padi juga tidak bisa melakukan pinjaman biaya modal di bank dikarenakan prosedur peminjaman di bank akan lebih rumit dan susah. Terutama kebanyakan petani pedesaan kurang memahami adanya prosedur dari bank karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki. Permasalahan lainnya adalah pembagian subsidi bidang pertanian seperti pupuk masih kurang merata karena ada beberapa pihak yang menghambat pendistribusian subsidi pupuk. Hal tersebut enyebabkan modal yang dikeluarkan oleh petani padi jauh lebih banyak.
Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan faktor yang menyebabkan petani padi semakin sulit untuk mendapatkan modal, sedangkan di Indonesia sendiri terus digencarkan tentang kemajuan pertanian. Oleh karena itu butuh adanya perubahan-perubahan yang optimal untuk mengatasi kesulitan modal yang dihadapi oleh petani.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi adanya kesulitan modal pada petani padi adalah dengan mengoptimalkan dinas pertanian setiap daerah. Dinas pertanian harus memastikan bahwa subsidi-subsidi yang diberikan pemerintah terdistribusi dengan baik. Pemerintah juga ikut andil dalam pengawasan pendistribusian subsidi dan hendaknya melakukan hal yang disiplin abapila benar terbukti adanya kecurangan-kecurangan dalam pendistribusian subsidi.
Subsidi tersebut sangat penting dalam pertanian dikarenakan dapat mengurangi biaya modal awal pertanian. Solusi lain untuk mengtasi kesulitan modal petani padi adalah dengan mengptmalkan adanya kelembagaan seperti gapoktan. Gapoktan dapat mendirikan koperasi khusus petani yang menjadi anggota gapoktan. Koperasi tersebut dapat dijadikan tempat peminjaman biaya modal pertanian dengan bunga yang kecil.