Masa dewasa awal merupakan fase transisi dari remaja menuju kedewasaan yang penuh dengan tantangan emosional. Individu pada usia ini sering mengalami tekanan sosial seperti tuntutan pekerjaan, pernikahan, hingga ekspektasi masyarakat terhadap kehidupan mereka. Dalam konteks ini, kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan baik menjadi sangat penting. Penelitian ini berfokus pada bagaimana konsep diri, yakni persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, dapat memengaruhi kecerdasan emosional yang diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut.
Konsep Diri dan Aspeknya Konsep diri adalah keseluruhan persepsi seseorang tentang dirinya sendiri, yang terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Tiga aspek utama konsep diri meliputi:
Pengetahuan tentang Diri: Bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, termasuk kekuatan dan kelemahannya.
Ekspektasi terhadap Diri: Harapan atau target yang ingin dicapai oleh individu.
Penilaian terhadap Diri: Evaluasi diri yang memengaruhi harga diri seseorang.
Individu dengan konsep diri positif cenderung lebih percaya diri, optimis, dan mampu menghadapi situasi sulit. Sebaliknya, konsep diri yang negatif sering kali dikaitkan dengan kurangnya rasa percaya diri, pesimisme, dan kesulitan dalam mengelola emosi.
Kecerdasan Emosional dan PentingnyaMenurut Goleman, kecerdasan emosional mencakup kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, mengelola emosi, memotivasi diri, serta membangun hubungan sosial yang baik. Lima aspek kecerdasan emosional adalah:
Kesadaran Diri: Mengenali perasaan diri sendiri.
Pengelolaan Emosi: Mengontrol emosi agar tidak memengaruhi keputusan secara negatif.
Motivasi: Memberikan dorongan kepada diri sendiri untuk mencapai tujuan.
Empati: Memahami perasaan orang lain.