For to the bee a flower is a fountain of life,
And to the flower a bee is a messenger of love,
And to both, bee and flower,
The giving and the receiving of pleasure is a need and an ecstasy. -Khalil Gibran
Suatu hubungan tidak terlepas dari kondisi timbal balik. Dalam hubungan kekeluargaan, pertemanan, persahabatan, juga percintaan – semuanya membutuhkan respons timbal balik agar hubungan tersebut dapat berjalan dengan selaras. Singkatnya, dengan adanya suatu hubungan, berarti telah terjalin suatu ‘mutual connection’ antar pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Bukan hal yang aneh ketika kita sebagai individu mengharapkan sesuatu dari individu lain dalam hubungan yang sama. Dalam buku Interpersonal Communication and Human Relationships – 7th Edition (2013) oleh Knapp, dkk., dijelaskan bahwa, setiap individu akan memasuki fase Initiating ketika akan memulai interaksi dengan individu yang lain sebagai permulaan dari adanya suatu hubungan. Dalam fase tersebut, setiap individu tidak hanya menaruh harapan atau ekspektasi kepada individu lainnya yang dijumpai, tetapi juga memunculkan stereotip dan penilaian tertentu.
Oh, si A sangat ramah, aku ingin dekat dengannya. Kalau si B itu terlihat galak, aku pun tidak ingin dia menyapaku. Kalimat tersebut adalah bentuk dari proses Initiating. Munculnya penilaian terhadap orang lain akan membuat kita secara tidak langsung menaruh ekspektasi kepada orang yang kita jumpai. Ekspektasi tersebut muncul ketika individu memutuskan untuk melanjutkan interaksinya dengan orang yang dianggapnya atraktif dan sebaliknya.
Ekspetasi turut hadir menghantarkan individu kepada suatu proses interaksi. Akhirnya, terbentuklah suatu hubungan selama proses interaksi berlangsung. Pada dasarnya, dalam setiap hubungan, terdapat ekspektasi yang dibangun oleh setiap pihak yang terlibat di dalamnya. Semakin dalam, akan tumbuh prinsip interaksi tertentu, seperti ‘take and give’, yakni sebagai pihak penerima dan pihak pemberi – atau sebaliknya.
Jika dijelaskan dalam hubungan percintaan, ketika kita menjalin kasih dengan orang yang kita pilih sebagai pasangan hubungan kita, tentu terdapat ekspektasi yang kita berikan kepada pasangan. Sebagai contoh, kita tentu ingin pasangan kita menyayangi kita, pun sebaliknya. Pasangan kita juga akan menaruh harapan-harapan kepada kita selama menjalani hubungan tersebut.